Langit Sumedang Lebih Bersih, Pemkab Kolaborasi dengan APJATEL untuk Hapuskan Kabel Berantakan


Laporan oleh kontributor TribunJabar.id, yaitu Kiki Andriana dari Sumedang


, SUMEDANG

– Pemasangan kabel yang berkelanjutan dari tiang listrik satu ke lainnya serta pemasangan tanpa henti tersebut, mengakibatkan tampilan langit di Sumedang menjadi acak-acakan akibar adanya kabel-kabel tersebut.

Terdapat harapan agar Kota Sumedang menjadi daerah bebas dari kabel di langitnya. Akan tetapi, hal ini memerlukan usaha tambahan untuk menguburkan semua kabel yang ada ke bawah tanah.

Semakin dekat harapannya untuk tercapai. Pemerintah Kabupaten Sumedang tetap berdedikasi dalam merancang ulang tampilan kota menjadi lebih indah dan menyenangkan dengan cara mencabut kabel udara yang acak-acakan.

Satu tindakan strategis yang dilakukan adalah menghadirkan kesempatan kolaborasi, termasuk bermitra dengan Asosiasi Penyelenggara Jaringan Telekomunikasi (Apjatel), guna menyusun kabel optik sehingga dapat ditanam secara teratur di bawah permukaan tanah.

Wakil Bupati Sumedang M. Fajar Aldila telah mengadakan diskusi tersebut dengan Apjatel Korwil Jawa Barat yang diketuai oleh Dudi Sudrajat Abdurachim di ruangan khususnya pada hari Jumat tanggal 23 Mei 2025. Audiensinya berlangsung di Ruang Wakil Bupati.

“Kabel di bawah tanah tidak hanya tentang penampilan visual kota, tetapi juga membantu mendorong perkembangan transformasi digital untuk menjadi kota pintar, mengurangi risiko kebakaran serta menciptakan lingkungan kota yang lebih aman dan teratur,” ungkap Dudi.

Menurut dia, penyusunan sistem kabel optik merupakan elemen utama dalam mendirikan sebuah kota yang serba canggih, tertib, dan menyenangkan. Selain merusak estetika lingkungan, kabel-kabel yang tergeletak sembarangan pun dapat menghambat kenyamana pengguna jalan kaki sambil membahayakan keselamatan mereka secara tidak disengaja.

Wakil Bupati Sumedang, M. Fajar Aldila menggarisbawahi kebutuhan perhatian khusus pada area Jatinangor. Dia menyebutkan bahwa daerah multi-etnis dan penuh sesak ini memiliki peluang besar untuk menjadi contoh dalam penyusunan infrastruktur kabel bawah tanah yang terintegrasi dengan teknologi pemantauan cerdas.

“Pemuda-pemudi di tempat ini sangat aktif di platform-media sosial. Bila tatanan kota kita teratur dan moderen, pasti akan memiliki dampak yang baik. Saat ini kami sedang mengembangkan sistem pilar pintar dilengkapi dengan tiang-tiang yang menyimpan drone, kamera pengawas (CCTV), serta petugas operasi untuk memantaunya, sebab Jatinangor saat ini sudah lumayan rentan,” katanya.

Dia menyebutkan bahwa pengaturan kabel sangat vital untuk memperkuat kegiatan masyarakat seperti perdagangan daring yang saat ini telah menjadi suatu keharusan. Meskipun begitu, dia juga menggarisbawahi pentingnya melakukan tindakan antisipatif akibat kondisi tanah yang tidak stabil di wilayah Kabupaten Sumedang.

“Perlu dilakukan studi eksplorasi serta petaan untuk memastikan bahwa pemasangan kabel tidak menciptakan masalah di masa depan. Sebab, dana akan dikembalikan ke Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah apabila terjadi bencana atau kerusakan,” ujarnya.

Dia juga berharap bahwa kerjasama antara Pemerintahan Daerah Sumedang dan Apjatel jangan hanya terbatas pada pertemuan persahabatan, melainkan harus langsung direalisasikan dalam bentuk nyata. “Apabila dana sudah tersedia serta programnya sesuai tujuannya, mengapa kita tidak mulai menjalankannya sekarang?” ucapnya.

(***Kiki Andriana***)