travel  

Kuliner Legendaris Kota Bogor: 5 Warung Tertua yang Masih Eksis Sejak Zaman Buitenzorg

Kuliner Legendaris Kota Bogor: 5 Warung Tertua yang Masih Eksis Sejak Zaman Buitenzorg

– -Kota Bogor, yang dahulu dikenal dengan nama Buitenzorg atau berarti “tanpa khawatir” di masa kolonial Belanda, menyimpan jejak panjang warisan kuliner yang menawan. Di balik suasana sejuk dan rindangnya pepohonan, terselip deretan kuliner legendaris Bogor yang telah bertahan lebih dari satu abad.

Mulai dari toge goreng legendaris, nasi uduk tertua di Bogor, hingga martabak arang legendaris, setiap hidangan mengandung cerita sejarah dan cita rasa autentik yang diwariskan lintas generasi.

Bagi para pecinta kuliner, menjelajahi kuliner legendaris Kota Bogor bukan sekadar wisata rasa, tetapi juga perjalanan menyusuri akar budaya dan sejarah lokal yang masih hidup hingga kini.

(Support us with click the banner above)

1. Toge Goreng Mang Gebro Putra – Legenda Khas Bogor Sejak 1943

  • Tahun Berdiri: 1943
  • Lokasi: Pasar Anyar & Jalan Pamoyanan, Bogor

Tak lengkap rasanya berkunjung ke Bogor tanpa mencicipi Toge Goreng Mang Gebro Putra, salah satu toge goreng terenak di Bogor yang berdiri sejak 1943.

Warung ini pertama kali buka di Pasar Anyar dan kini menetap di Jalan Pamoyanan No. 69, dikelola oleh generasi ketiga keluarga H. Gebro.

Cita rasa khas toge goreng legendaris ini terletak pada kombinasi tauge segar, mie kuning, tahu kuning, dan ketupat yang disiram bumbu kacang gurih legit. Porsinya besar — sesuai julukannya “Gebro” yang berarti “besar” — dan tetap dijual dengan harga terjangkau sekitar Rp 15.000.

Kini, Khaerrudin, cucu pendiri, meneruskan resep turun-temurun yang membuat toge goreng khas Bogor ini tetap otentik dan legendaris hingga lebih dari 80 tahun lamanya.

2. Nasi Uduk Kaum 58 – Kuliner Tertua di Bogor Sejak 1890

  • Tahun Berdiri: 1890
  • Lokasi: Jalan Masjid 1 No. 58, Empang

Berada di kawasan Empang, Nasi Uduk Kaum 58 dinobatkan sebagai nasi uduk tertua di Bogor — sudah eksis sejak tahun 1890, jauh sebelum kemerdekaan Indonesia.

Dikenal juga dengan nama Nasi Uduk Ibu Cae dan Nasi Uduk Ibu Itjoen, warung ini telah melewati lima generasi dan kini dikelola oleh Ibu Veruzs.

Rahasia kelezatannya ada pada nasi uduk santan wangi yang direndam semalaman dengan rempah-rempah khas, menghasilkan rasa gurih dan aroma yang khas. Disajikan bersama lauk seperti tempe orek, telur dadar, jengkol, atau tongkol balado pedas.

Selama 134 tahun, resepnya tidak pernah berubah — menjadikan nasi uduk legendaris ini ikon kuliner Bogor tempo dulu yang masih eksis hingga kini.

3. Sop Buntut Ma’emun – Warisan Kelezatan Sejak 1950-an

  • Tahun Berdiri: 1950-an
  • Lokasi: Jl. Pandu Raya No. 3, Tegal Gundil

Dari dapur sederhana di rumah keluarga Belanda, lahirlah resep Sop Buntut Ma’emun, salah satu kuliner khas Bogor paling legendaris sejak 1950-an.

Mak Emun, sang pendiri, dulu dikenal sebagai juru masak andal yang menciptakan kuah kaldu gurih pekat dengan buntut sapi empuk yang mudah terlepas dari tulang.

Dimasak selama 4–5 jam, hasilnya adalah sop buntut empuk berkuah bening gurih dengan cita rasa klasik yang tak berubah. Kini, empat cabang Sop Buntut Ma’emun dikelola oleh cucu-cucu beliau yang tetap mempertahankan resep asli keluarga.

4. Cungkring Pak Jumat – Ikon Jalan Suryakencana Sejak 1975

  • Tahun Berdiri: 1975
  • Lokasi: Jalan Suryakencana No. 285

Siapa tak kenal Cungkring Pak Jumat, jajanan khas Bogor yang terbuat dari bibir sapi (cungur) dan kaki garingan dengan bumbu kacang manis pedas?

Sejak 1975, Pak Jumat menjajakan cungkring legendaris Bogor ini dari gerobak keliling hingga akhirnya menetap di pusat kuliner Jalan Suryakencana.

Dengan harga Rp 20.000 per porsi, Anda akan mendapatkan lontong, otot sapi, tempe goreng, dan cungur lembut berpadu dengan bumbu kacang gurih manis — sebuah ikon kuliner tradisional Bogor yang tak lekang waktu.

Kini usaha ini diteruskan oleh Deden, generasi keempat keluarga Pak Jumat, yang tetap menjaga cita rasa autentik turun-temurun.

5. Martabak Encek – Martabak Arang Legendaris Sejak 1975

  • Tahun Berdiri: 1975
  • Lokasi: Gang Aut, Jalan Roda, Sukasari

Bicara soal martabak legendaris di Bogor, nama Martabak Encek wajib disebut.

Sejak 1975, Encek yang kini berusia lebih dari 80 tahun masih setia memanggang martabak menggunakan arang tradisional, bukan kompor gas seperti kebanyakan penjual lainnya.

Tekstur martabaknya lembut, bersarang halus, dan tetap empuk meski dibiarkan semalaman. Varian favoritnya antara lain Martabak Cokelat Keju, Martabak Komplit, dan Martabak Polos Arang — semua dipanggang manual, menghasilkan aroma smoky yang khas.

Warung ini menjadi simbol keteguhan dan dedikasi terhadap keaslian rasa. Tak heran jika Martabak Encek Bogor menjadi tujuan kuliner wajib setiap akhir pekan.

Menjaga Warisan Kuliner Khas Kota Bogor

Lima kuliner legendaris ini bukan sekadar tempat makan, tetapi penjaga identitas budaya Kota Bogor.

Dari toge goreng legendaris Mang Gebro, nasi uduk tertua Empang, hingga martabak arang khas Sukasari, semuanya adalah bukti nyata bahwa tradisi kuliner lokal bisa bertahan menghadapi modernisasi.

Bagi wisatawan, mencicipi kuliner legendaris Kota Bogor adalah cara terbaik untuk menyelami sejarah dan cita rasa yang telah melampaui generasi.

Karena di setiap gigitan makanan ini, tersimpan kisah keluarga, dedikasi, dan cinta terhadap warisan kuliner Indonesia yang sesungguhnya.***