– Pacu Jalur adalah sejenis lomba dayung tradisional yang berasal dari Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Riau.
Perlombaan mendayung ini menggunakan perahu dari kayu gelondongan, alias kayu utuh tanpa sambungan. Oleh masyarakat Riau, perahu tersebut dikenal dengan nama “jalur”.
Dikutip dari laman Kementerian Pariwisata, Pacu Jalur merupakan tradisi budaya turun-temurun yang diwariskan lebih dari 100 tahun oleh nenek moyang masyarakat Kuansing. Pada abad ke-17, jalur hanya digunakan sebagai alat transportasi bagi masyarakat yang tinggal sepanjang aliran Sungai Kuantan.
Seiring berjalannya waktu, jalur-jalur yang digunakan sebagai alat transportasi tersebut semakin berkembang.
Baik itu muncul jalur yang dihias dengan ukiran indah dan khas, dilengkapi payu, selendang, tiang tengah (gulang-gulang), serta lambai-lambai (tempat khusus bagi juru mudi berdiri).
Perkembangan tersebutlah yang akhirnya “melahirkan” lomba adu cepat antar jalur, atau saat ini dikenal sebagai nama Festival Pacu Jalur.
Dikutip dari Jurnal Olahraga Indragiri (JOI) Volume 4 Nomor 1 Tahun 2019, Edi Susrianto Indra Putra, menyebut masyarakat Kuantan biasanya melaksanakan Pacu Jalur waktu merayakan hari-hari besar Islam, seperti untuk merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW, Idulfitri, 1 Muharam dan sebagainya.
Biasanya, masyarakat mengakhiri acara Pacu Jalur dengan berbagai hidangan atau kuliner khas masyarakat setempat. Makanan-makanan itu adalah konji anak loba, barobuik jambar, paniaram, buah inai, buah golek, dan lainnya.
Makanan apa itu?
Konji Anak Loba merupakan makanan berupa bubur dari tepung beras. Konji Nak Loba biasanya makanan ini hanya bisa ditemukan pada saat malam hari saja di acara pesta perkawinan, acara khitanan maupun pesta lainnya. Namun, pada saat sekarang ini sudah banyak yang membuatnya di hari-hari biasa dan juga ada yang menjualnya.
Pada zaman dahulu, kolak tersebut hanya bisa dijumpai di malam hari pada saat acara pesta saja karena pembuatannya yang susah sehingga masyarakat jarang membuatnya dan diacara
tersebut orang-orang banyak yang membantu dalam pembuatannya sehingga
dipermudah.
Sementara itu, barobuik jambar adalah sebuah wadah yang dibentuk dari bambu dan berbagai makanan seperti godok pisang. Godok yang terbuat dari pisang yang dihaluskan dan dicampur dengan tepung, kemudian digoreng. Godok pisang memiliki tekstur yang lembut di dalam dan renyah di luar, dengan rasa manis alami dari pisang yang matang.
Kemudian, paniaram merupakan makanan yang terbuat dari campuran tepung beras dengan gula jawa atau gula aren yang digoreng. Sekilas, paniaram mirip dengan kue cucur.
Sementara kue buah inai merupakan camilan yang terbuat dari beras ketan yang diaduk sehingga kalis dan bisa dibentuk, lalu masukkan potongan gula merah di dalamnya.
Selanjutnya adonan tersebut dimasukkan ke dalam daun pisang yang dibentuk sampan. Terakhir, adonan dalam daun pisang disiram santan yang sudah diaduk dengan tepung beras.
Selanjutnya, adonan tersebut dimasukkan ke dalam daun pisang yang dibentuk sampan dan dikukus selama 15 menit. Terakhir, adonan dalam daun pisang disiram santan yang sudah diaduk dengan tepung beras.
Makanan lain yang hadir di acara Pacu Jalur yaitu kue buah golek. Kue buah golek merupakan kue tradisional khas Kepulauan Riau yang terbuat dari tepung beras ketan denga isi parutan kelapa dan gula putih yang lalu digoreng.
Kue buah golek berbentuk bulat lonjong, dibuat dengan cara diguling-gulingkan di telapak tangan.