news  

Kuil Jepang Tawarkan Tarif Khusus untuk Turis Asing

Kuil Jepang Tawarkan Tarif Khusus untuk Turis Asing

Kuil Terkenal di Jepang Tambah Biaya Masuk untuk Wisatawan Asing

Sebuah kuil terkenal di Jepang barat daya kini menjadi perbincangan publik setelah menerapkan biaya masuk khusus bagi wisatawan asing. Kuil Nanzoin, yang terletak di Prefektur Fukuoka dan dikenal dengan patung Buddha berbaring sepanjang 41 meter, mulai memberlakukan tarif sebesar 300 yen atau sekitar Rp 33.000 kepada turis asing sejak Mei 2025. Langkah ini menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat, terutama di tengah isu-isu terkait orang asing yang sedang ramai dibicarakan dalam pemilu nasional.

Pihak kuil mengklaim bahwa pengenaan biaya tersebut bertujuan untuk mengumpulkan dana guna mengatasi masalah perilaku mengganggu dari para pengunjung asing. Mereka menyebutkan bahwa jumlah wisatawan asing telah mencapai rekor tertinggi tahun ini. Untuk memperjelas aturan ini, pihak kuil memasang papan bertuliskan “Pengunjung” dalam bahasa Inggris di pintu masuk area sekitar patung besar tersebut. Pintu itu digunakan sebagai tempat bagi wisatawan asing untuk membayar biaya masuk di loket penerimaan.

Orang-orang yang memiliki bukti tinggal jangka panjang di Jepang untuk bekerja atau belajar tidak dikenakan biaya masuk. Karena orang Jepang tidak dikenakan biaya, tidak ada penjelasan dalam bahasa Jepang pada papan tersebut. Staf atau petugas keamanan biasanya mengonfirmasi secara lisan dengan menanyakan apakah seseorang berasal dari Jepang sebelum mengarahkan mereka melewati antrean tanpa harus menunggu.

Perubahan dalam Pengunjung Asing

Kakujo Hayashi, biksu kepala kuil Nanzoin, menjelaskan bahwa jumlah tamu asing meningkat tajam sejak Jepang mencabut pembatasan akibat pandemi COVID-19. Hal ini menyebabkan peningkatan sampah, konsumsi minuman keras, serta penggunaan kembang api di area kuil. Selain itu, terjadi juga penyalahgunaan fasilitas kamar mandi oleh beberapa pengunjung.

Hayashi, yang berusia 72 tahun, mengatakan bahwa pihak kuil ingin seseorang bertanggung jawab atas biaya tambahan untuk kebersihan dan keamanan. Ia menegaskan bahwa langkah ini bukanlah bentuk diskriminasi.

Praktik Serupa di Tempat Wisata Lain

Pemisahan harga berdasarkan kewarganegaraan bukanlah hal baru di berbagai destinasi wisata. Contohnya, objek wisata utama seperti Taj Mahal di India menerapkan biaya masuk yang lebih mahal untuk pengunjung asing. Tujuannya adalah untuk menutupi biaya pemeliharaan sekaligus menjaga akses tetap terjangkau bagi penduduk lokal. Di Indonesia, Candi Borobudur dan Prambanan, serta banyak museum, juga menerapkan harga yang lebih tinggi untuk wisatawan asing.

Jepang sendiri mencatat rekor jumlah wisatawan internasional pada paruh pertama tahun ini. Angka tersebut mencapai 21,5 juta, meningkat 21 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Ini menunjukkan semakin tingginya minat masyarakat global untuk berkunjung ke negara tersebut.

Tantangan dan Solusi

Meski ada banyak pendukung terhadap kebijakan ini, sebagian besar netizen di media sosial seperti Reddit mengkritiknya sebagai bentuk diskriminasi. Mereka menilai bahwa pengenaan biaya hanya berdasarkan kewarganegaraan tidak adil dan bisa merusak citra Jepang sebagai tujuan wisata yang ramah.

Namun, pihak kuil berargumen bahwa kebijakan ini merupakan upaya untuk menjaga kebersihan dan keamanan lingkungan sekitar. Dengan demikian, mereka berharap dapat mengurangi dampak negatif dari peningkatan jumlah pengunjung asing. Meski begitu, masalah ini tetap menjadi topik perdebatan yang serius dan perlu solusi yang lebih inklusif.