Berita  

Kue Zebra Manado: Rasa, Tradisi, dan Keindahan dari Sulawesi Utara

Kue Zebra Manado: Rasa, Tradisi, dan Keindahan dari Sulawesi Utara

— Di antara berbagai hidangan kuliner Nusantara yang menarik, kue basah dan kue panggang dari Sulawesi Utara selalu menyimpan cerita tentang perpaduan rasa dan keindahan. Salah satu yang sedang kembali populer di dapur rumah-rumah adalahCake Zebra Manado— kue lapis dengan warna yang berbeda yang tidak hanya menarik perhatian, tetapi juga memberikan tekstur lembut dan rasa manis yang seimbang.

Nama kue ini menggambarkan inspirasinya dari pola belang zebra: putih, cokelat, dan cokelat gelap. Pola tersebut bukan hanya hiasan, tetapi hasil dari teknik menuang adonan secara berulang yang membutuhkan ketekunan. “Kue Zebra adalah simbol kesabaran dalam proses. Polanya hanya akan terlihat indah jika adonan dituangkan dengan hati-hati,” kata seorang penggiat kuliner Manado yang telah lebih dari dua dekade menjaga resep ini.

Resep Cake Zebra ManadoBanyak resep yang diwariskan dari generasi ke generasi tidak hanya mengandalkan bahan dasar seperti mentega, gula, dan telur, tetapi juga mencampurkan bubuk cokelat serta dark cokelat powder. Hasilnya adalah kombinasi rasa yang kaya, sekaligus tampilan yang menarik perhatian.

Tolong support kita ya,
Cukup klik ini aja: https://indonesiacrowd.com/support-bonus/

Berikut resep Cake Zebra Manado:

Bahan-bahan:

  • 330 gr mentega
  • 350 gr gula pasir
  • 8 butir telur
  • ½ sdm SP
  • 1 sachet vanili bubuk
  • 2 bungkus susu bubuk Dancow putih
  • 200 gr tepung terigu
  • 45 gr cocoa powder
  • 25 gram bubuk coklat gelap
  • Topping: sesuai selera

Cara membuat:

Pertama, aduk gula pasir dan mentega hingga halus. Tambahkan telur, vanili, dan SP, lalu kocok selama 25 menit hingga adonan mengembang dua kali lipat. Masukkan susu bubuk dan tepung terigu, aduk hingga merata. Bagi adonan menjadi tiga bagian: biarkan satu bagian berwarna putih, satu diberi cocoa powder, dan satu lagi diberi dark coklat powder. Tuangkan secara bergantian ke dalam loyang yang telah dilapisi mentega, lalu panggang dengan suhu 180°C selama 45 menit. Angkat, keluarkan dari loyang, dan sajikan.

Kue ini umumnya hadir dalam momen-momen penting keluarga Manado: ulang tahun, acara syukuran, atau perayaan Natal. Setiap lapisan dan polanya terasa membawa makna khusus — bahwa kehidupan tidak hanya berwarna hitam dan putih, tetapi juga mengandung berbagai nuansa rasa.

Banyak pemuda di Manado saat ini mencoba variasi baru dengan menambahkan keju parut, kacang almond, atau selai buah sebagai toping. Meskipun demikian, resep tradisional masih menjadi pilihan utama. “Menggunakan resep lama membuat rasa nostalgia. Itu adalah kue masa kecil kami,” kata seorang ibu rumah tangga di wilayah Tikala, Manado.

Fenomena Cake Zebra Manadojuga mulai masuk ke kafe-kafe modern. Di beberapa toko kopi di pusat kota, potongan kue ini sering muncul sebagai teman secangkir espresso atau kopi tubruk khas Sulawesi. Seolah menjadi jembatan antara dapur tradisional dengan ruang perkotaan yang dinamis.

Lebih dari sekadar kue, Cake Zebra Manadomerupakan dokumen budaya. Ia menggambarkan bagaimana masyarakat Manado mengolah bahan-bahan sederhana, lalu mengubahnya menjadi karya seni kuliner yang melebihi batas generasi. Dan sebagaimana garis-garis zebra yang tetap dalam alam, pola kue ini terus bertahan sebagai simbol keindahan sederhana yang tak pernah pudar oleh waktu.***