.CO.ID, BANDUNG – Video rekaman yang menunjukkan rombongan komunitas diesel run berhenti di tiga lajur tepi jalan Tol Cisumdawu kilometer 180 viral di media sosial infojawabarat. Terlihat, hanya satu lajur di jalur cepat yang dapat digunakan kendaraan dengan keadaan yang memperlambat kecepatan.
Kepala Seksi Humas Polres Sumedang AKP Awang Munggardijaya menyatakan peristiwa yang terdapat dalam video yang viral tersebut berlangsung pada pertengahan April tahun 2023. Namun, video tersebut kembali menjadi viral.
Support kami, ada hadiah spesial untuk anda.
Klik di sini: https://indonesiacrowd.com/support-bonus/
Ia menceritakan komunitas diesel run mengadakan acara berbuka puasa bersama di Rumah Makan Botram Yu yang terletak di depan Rumah Makan Sawargi, Jalan Prabu Gajah Agung, Sumedang.
Sebelum berangkat ke lokasi buka bersama, rombongan berkumpul di rest area Kilometer 147 Tol Padaleunyi lalu melanjutkan perjalanan menuju Tol Cisumdawu.
Diperkirakan sekitar pukul 16:30 WIB, rombongan sempat berhenti dan mengambil foto di kilometer 180/A Tol Cisumdawu, lalu melanjutkan perjalanan ke kantor komunitas di dekat Induk Pusat Pemerintahan (IPP) Sumedang, guna persiapan berbuka puasa,” ujarnya akhir pekan ini.
Support us — there's a special gift for you.
Click here: https://indonesiacrowd.com/support-bonus/
Ia menyebutkan bahwa petugas PJR Ditlantas Polda Jabar telah melakukan pemantauan terhadap media sosial yang kembali menyebarkan video tersebut. Selain itu, mereka juga berkoordinasi dengan pihak pengelola tol dan diketahui kejadian tersebut terjadi dua tahun yang lalu.
“Departemen Lalu Lintas Polda Jabar mengajak seluruh pengguna jalan tol agar tidak berhenti di sembarang tempat di sisi jalan tol kecuali dalam situasi darurat, karena tindakan ini bisa membahayakan keselamatan diri sendiri maupun pengguna jalan lainnya,” ujarnya.
Ia menyampaikan bahwa Polres Sumedang menghargai perhatian masyarakat yang turut memperhatikan keselamatan di jalan raya.
Mereka akan terus melaksanakan pendidikan serta penegakan hukum dengan pendekatan yang manusiawi terhadap setiap kemungkinan pelanggaran lalu lintas.
