news  

Koki Muda 2025: Kreativitas Rempah di Tangan Chef Ronald Tekilov

Koki Muda 2025: Kreativitas Rempah di Tangan Chef Ronald Tekilov

-Chef Ronald Tekilov yang akrab dipanggil Chef Ron ditunjuk sebagai juri dalam ajang pencarian bakat memasak Koki Muda 2025. Ia memiliki metode khusus dalam menilai peserta yang ikut dalam kompetisi ini.

Chef Ron menyampaikan, salah satu kriteria penilaian yang digunakan, chef tersebut ingin melihat bagaimana peserta mengembangkan kreasi mereka menggunakan rempah-rempah yang merupakan kekayaan bangsa Indonesia.

Bagaimana cara untuk menguasai penggunaan rempah oleh generasi muda? Salah satu contoh, beberapa hari yang lalu saya memberikan contoh kepada seorang koki di Bali. Orang barat biasanya hanya menambahkan garam dan merica saat memakan telur. Coba taburi bumbu putih dan bumbu kencur di atasnya. Darimana sumber ide tersebut? Dari jamu telur kuning dan rempah,” ujar Chef Ron.

Tolong support kita ya,
Cukup klik ini aja: https://indonesiacrowd.com/support-bonus/

Selain itu, kriteria penilaian lainnya mencakup rasa dari hidangan yang disajikan serta penyajian yang menarik. Hal ini menjadi perhatian serius bagi Chef Ron yang aktif berbagi ide masakan melalui saluran YouTube pribadinya.

   

Chef Ron berharap peserta ajang ini kelak menjadi chef yang hebat mampu menyajikan masakan khas Nusantara dan mampu memperkenalkannya ke tingkat internasional. Dengan harapan, kuliner Indonesia dapat lebih dikenal secara global.

Kompetisi memasak untuk pelajar SMA/SMK jurusan Tata Boga, Koki Muda 2025, diadakan oleh Koepoe Koepoe. Acara ini melibatkan 45 sekolah dengan 675 tim yang berasal dari tiga kota yaitu Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta.

Kompetisi ini dimulai dengan roadshowke masing-masing sekolah. Pemenang pada tahap ini akan mewakili institusi pendidikan mereka untuk melanjutkan ke babak berikutnya, yaitubigbangyang akan diadakan di setiap Kota.

Pemenang dari ajang bigbangkemudian akan kembali bersaing dalam babak grand final yang akan diadakan di tempat khusus. Yaitu di Jakarta atau Jogjakarta.

Dalam ajang ini, peserta diharapkan mampu menghasilkan masakan tradisional Indonesia dengan cara yang kreatif, inovatif, dan memiliki rasa yang kuat, menggunakan berbagai bumbu khas Nusantara.

Peserta akan bersaing memperebutkan hadiah berupa tabungan pendidikan, trofi khusus, sertifikat, serta peluang untuk dikenal dalam dunia kuliner profesional.

“Kami menyelenggarakan kompetisi ini sebagai bukti nyata komitmen kami dalam melestarikan cita rasa warisan bangsa. Kami berharap para pelajar dapat lebih mengenal berbagai rempah Indonesia dan belajar memasaknya dengan cara yang inovatif,” ujar Harry Widjaja mewakili Koepoe Koepoe.

Di sisi lain, Irene Umar selaku Wakil Menteri Ekonomi Kreatif menyampaikan bahwa pihaknya mendukung kompetisi tersebut karena kuliner merupakan salah satu aspek yang penting dalam melestarikan budaya bangsa.

“Masakan merupakan salah satu dari 17 subsektor ekonomi kreatif yang menjadi perhatian utama dalam pengembangan nasional, karena memiliki potensi besar dalam menciptakan identitas dan daya saing Indonesia di tingkat internasional. Kerja sama antara dunia bisnis, pendidikan, serta para pelaku kreatif sangat diperlukan untuk memperkuat ekosistem pariwisata dan ekonomi kreatif di tanah air,” ujar Irene.