,
Jakarta
– Ketua Badan Pangan Nasional (
Bapanas
Arief Prasetyo Adi menyebutkan bahwa ketersediaan dan biaya beberapa jenis produk pertanian telah menurun setelah Lebaran tahun 2025. Ia menjelaskan, harga dari berbagai komoditas tersebut sudah mulai berkurang.
komoditas
Seperti halnya dengan harga cabai rawit merah yang sempat meningkat karena kelangkaan pasokan dari para petani serta kondisi cuaca tidak menentu di beberapa area penghasil utama, saat ini harganya mulai menurun.
“Ada komoditas
pangan
Seperti halnya cabai rawit yang memang terjadi kenaikannya, namun pada hari ini menunjukkan adanya penurunan bersamaan dengan momentum Idul Fitri,” ungkap Arief dalam pernyataan tertulis, seperti dilansir Senin, 7 April 2025.
Menurut data yang dikeluarkan oleh Panel Harga Badan Pangan Nasional, ternyata harga rata-rata nasional untuk cabai rawit merah telah mengalami penurunan. Di level konsumen, harga rata-rata nasional cabai rawit merah pada Minggu lalu, tanggal 6 April 2025 berada di angka Rp 81.743 per kilogram, ini adalah pengurangan dibandingkan dengan harga rata-rata pada 2 April yaitu sekitar Rp 93.492 per kg. Sementara itu, harga cabai merah keriting juga anjlok dari Rp 67.297 per kg pada 2 April 2025 hingga mencapai titik tertinggi baru yakni Rp 57.484 per kg kemarin.
Pada saat bersamaan, terkait dengan barang-barang makanan lainnya seperti beras, Arief mengatakan bahwa hal tersebut berada dalam situasi yang stabil dan mencukupi. Ia menjelaskan, persediaan beras yang telah dimasukkan ke gudang-gudang milik Bulog hingga tanggal 4 April 2025 sekitar 2,1 juta ton.
“Pasar Induk Cipinang umumnya memiliki stok 40 ribu ton, namun kini meningkat menjadi 48 ribu ton. Stok beras di Bulog pun mencapai jumlah yang signifikan, yakni sekitar 2,1 juta ton, dan ini merupakan puncak historis,” katanya.
Arief menyebutkan bahwa sampai sekarang, Bulog masih membeli gabah dari berbagai wilayah. Jumlah pembelian yang telah dilakukan oleh Bulog sudah mencapai 711 ribu ton dan hal itu mengungguli target bulan ini sebesar 23 persen.
“Bulog benar-benar luar biasa karena hingga kini telah mengumpulkan sebanyak 711 ribu ton beras. Seperti yang disampaikan oleh Pak Presiden, kita semua diharuskan untuk berusaha keras. Tidak boleh terjadi keadaan di mana para petani memanen namun hasil taninya tidak dapat diproses,” jelas Arief.