.CO.ID – JAKARTA.
Performa PT Hartadinata Abadi Tbk (صند
HRTA
)diharapkan akan meningkat berkat kenaikan harga emas belakangan ini.
Mengutip
Trading Economics
Pada hari Kamis (24/4) sekitar pukul 10.10 WIB, harga emas berada pada posisi US$ 3.333 per ons troy. Sejak awal tahun, nilai emas telah meningkat sebesar 27,03%.
year to date
(YTD).
Direktur Investor Relations dari perusahaan Hartadinata Abadi Thendra Crisnanda menyebutkan bahwa pertambahan harga emas merupakan salah satu faktor yang mendukung performa perseroan pada tahun 2025.
Dengan momentum tersebut, HRTA pun menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 50% – 60% dan laba bersih sebesar 30% – 40% di akhir tahun 2025.
“Strategi Perseroan adalah meningkatkan produksi dan menjaga ketersediaan bahan baku yang cukup untuk menopang tingginya permintaan emas batangan saat ini,” ujarnya kepada , Rabu (23/4).
Thendra menyebutkan bahwa HRTA bertujuan untuk meningkatkan volume produksi sebesar 30%.
year on year
(YoY).
“Melihat adanya peningkatan permintaan emas di dalam negeri serta keterbatasan sumber daya lokal, perusahaan pun sudah mengantisipasi hal ini melalui langkah impor bahan bakunya,” jelasnya.
Pergerakan saham HRTA juga tercatat positif sejak awal tahun 2025, dengan kenaikan 68,08% YTD.
Nafan Aji Gusta, Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas menyatakan, tren kenaikan harga saham HRTA itu mendapatkan sejumlah katalis positif.
Dari perspektif global, kinerja HRTA didorong tren kenaikan harga emas dunia, khususnya di tengah ketidakpastian global imbas tensi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China yang meningkat.
Banyak investor memindahkan investasi mereka dari saham ke properti.
safe haven
“, di mana nilai tersebut diyakini bertambah,” katanya ke , Rabu (23/4),
Dalam konteks dalam negeri, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meramalkan bahwa di bulan Ramadan dan Idul Fitri tahun 2025, pola permintaan gadai emas akan meningkat. “Hal ini sesuai dengan kenaikan keperluan penduduk saat beberapa perayaan tersebut,” jelasnya.
Kepala Investasi Spesialis Maybank Sekuritas Indonesia Fath Aliansyah Budiman menilai bahwa performa saham HRTA pada semester I dan II tahun 2025 mungkin akan meningkat, hal ini disebabkan oleh pertambahan nilai harga emas serta tingginya minat konsumen ritel terhadap produk tersebut.
“Hal ini juga sudah mulai tercermin dari harga saham HRTA yang mengalami kenaikan dari awal tahun,” ujarnya kepada , Rabu (23/4).
Namun, kenaikan harga emas yang tergolong signifikan berpotensi mengalami koreksi minor sebelum potensi melanjutkan kenaikan.
“Seandainya investor belum memiliki komoditas atau saham yang terkorelasi dengan emas, dapat dipertimbangkan ketika koreksi minor tersebut terjadi,” katanya.
Head of Research Kiwoom Sekuritas, Liza Camelia Suryanata melihat, kenaikan harga emas global bukan sekadar lonjakan musiman atau efek euforia sesaat.
Ini adalah hasil dari perpaduan faktor fundamental yang solid dan tekanan makroekonomi global, serta sentimen pasar yang semakin waspada, namun tetap mencari peluang lindung nilai di tengah ketidakpastian yang tinggi belakangan ini.
Mengingat fluktuasi yang tinggi pada pasar, harga emas diperkirakan dapat mencapai angka US$ 4.000 pada tahun 2025.
“Tren tersebut menggambarkan dinamika pasar yang makin rumit, tapi dipenuhi dengan berbagai kesempatan untuk para pemodal. Target proyeksi sebesar US$ 4.000 dianggap sebagai sasaran yang masuk akal; meski demikian, koreksi dalam waktu singkat masih harus diantisipasi,” katanya saat ditemui oleh , pada hari Rabu (23/4).
Liza mengatakan bahwa pandangan tersebut dapat berubah menjadi pandangan optimis untuk performa HRTA, yang memiliki fokus utama di sektor pembuatan dan penyebaran perhiasan emas dalam negeri.
Faktor-faktor positif bagi performa saham HRTA meliputi dorongan dari tren harga emas yang naik sehingga meningkatkan nilai stok mereka, ekspansi di pasaran dalam negeri, serta pendekatan e-commerce yang lebih agresif. Selain itu, adanya produk-produk digital berdasarkan emas juga menjadi pemicu minat pembeli ritel.
“Risiko datang dari marjin yang bisa tertekan bila harga bahan baku naik terlalu cepat dan tidak diikuti penyesuaian harga jual,” paparnya.
Liza mengamati, saham HRTA sedang bergejolak
pattern rising wedge
Saat ini, harga sahamnya telah tepat menyentuh level tersebut.
area resistance
dengan harga Rp 640 per saham dan disusul oleh RSI
negative
divergence.
Rekomendasi
sell on strength
diberikan kepada HRTA. Investor bisa
keep
sisanya selama saham bergerak di atas support MA10. Liza melihat target
support
terdapat pada tingkat harga antara Rp 585 sampai dengan Rp 560 atau Rp 530 per saham, sementara tujuannya adalah
resistance
terletak pada tingkat harga antara Rp 640 hingga Rp 645 untuk setiap sahamnya.
Analis dari MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mencatat bahwa pergerakan saham HRTA berada pada posisi tertentu tersebut.
support
Rp 520 per saham dan
resistance
di Rp 635 per saham. Herditya pun merekomendasikan
buy on weakness
untuk HRTA dengan target harga Rp 655 – Rp 670 per saham.