– Wakil Ketua MPR Republik Indonesia dari Fraksi Partai Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono atau biasa dikenal dengan nama Ibas, menekankan betapa pentingnya bagi negara-negara ASEAN untuk bergabung menjadi satu, kuat, sigap, serta relevan dalam menghadapi sejumlah ancaman global. Dia juga memperkuat bahwa diplomasi parlementer di tingkat nasional sangat krusial guna menciptakan perekonomian ASEAN yang inklusif dan efisien.
Pernyataan tersebut dikemukakan Ibas ketika berbincang dengan Jesica Tan, Wakil Ketua Parlemen Singapura, serta Husien Khamis, Asisten Direktur Senior dalam Bidang Hubungan Parlementer.
“Berkolaborasi, kami tiba di Singapura dengan membawa semangat persahabatan, pemahaman bersama, dan kerjasama regional (ASEAN),” ujar Ibas pada hari Jumat, 25 April.
Ibas menggarisbawahi periode-periode sulit yang sedang dialami sekarang, sambil mempertimbangkan perubahan geopolitik skala global dan ketidaktentuan ekonomi dunia.
“Sekarang ini kita dihadapkan pada situasi geopolitik yang kompleks serta selalu berubah, mengalami keraguan dan ketidaktetapan dalam perekonomian global, serta menemui tantangan dari kemajuan teknologi (AI) yang merombak perilaku masyarakat kita,” jelasnya.
Oleh karena itu, Ibas menyatakan pentingnya ASEAN untuk tetap terpadu, kuat, sigap, serta relevan dalam menghadapi sejumlah tantangan dunia. Pasalnya, tak ada satu pun negara anggota ASEAN yang dapat bertahan melawan perubahan digital maupun ketidaktentuan ekonomi sendirian.
“Saya berpendapat bahwa ASEAN Plus perlu bersama-sama, kuat, sigap, serta relevan karena kita paham bahawa tantangan di masa mendatang bersifat lintas negara,” tandasnya.
Maka demikian, Kepala Fraksi Partai Demokrat tersebut menggarisbawahi pentingnya peran ASEAN
berperan penting dalam menangani semua hambatan itu, dengan menjaga diplomasi tak terbatas yang konstruktif.
“Di tempat ini, kami selaku anggota parlemen (MPR RI serta Parlemen Singapura) memiliki peranan signifikan. Kami wajib menjamin bahwa upaya diplomatik tak hanya berfokus pada interaksi antar pejabat tinggi saja, tetapi juga mesti mencakup partisipasi aktif dari lembaga legislatif satu dengan lainnya, menjalin hubungan erat antara rakyat satu sama lain, serta menghargai jati diri tiap negara, termasuk budayanya dan harapan-harpian mereka,” tegasnya.