news  

Kepala SMAN 6 Garut Bantah Perundungan Jadi Penyebab Siswa Bunuh Diri

Kepala SMAN 6 Garut Bantah Perundungan Jadi Penyebab Siswa Bunuh Diri

Penjelasan Kepala Sekolah SMAN 6 Garut Mengenai Kematian Siswa

Kasus kematian seorang siswa SMA di Garut, Jawa Barat, yang diduga akibat perundungan telah menjadi perhatian publik. Pihak sekolah, termasuk Kepala Sekolah SMAN 6 Garut, Dadang Mulyadi, memberikan penjelasan terkait kejadian tersebut. Menurutnya, tidak ada tindakan bullying yang terjadi di lingkungan sekolah.

Dadang menjelaskan bahwa istilah “pembullyan” muncul setelah siswa tersebut tidak naik kelas. Ia menegaskan bahwa peristiwa ini tidak berhubungan dengan adanya perundungan. Siswa tersebut tidak naik kelas karena memiliki tujuh mata pelajaran yang nilainya belum memenuhi syarat. Aturan naik kelas hanya mengizinkan tiga nilai yang kurang.

Pihak sekolah telah melakukan komunikasi dengan orang tua siswa sebelumnya. Orang tua siswa juga sudah diberi tahu bahwa anaknya tidak naik kelas. Bahkan, mereka menerima informasi tersebut. Namun, beberapa waktu kemudian, status media sosial dari orang tua siswa menyebutkan bahwa anaknya mengalami nasib buruk di sekolah. Dadang mengaku tidak paham maksud dari pernyataan tersebut.

Selain itu, pihak sekolah menawarkan opsi lain kepada orang tua korban agar anaknya bisa melanjutkan ke kelas berikutnya. Opsi tersebut adalah pindah ke sekolah lain. Namun, hingga masuk semester baru, tidak ada respons lebih lanjut dari pihak keluarga.

Sampai saat ini, status almarhum masih sebagai siswa SMAN 6 Garut. Dadang menegaskan bahwa pihak sekolah tidak pernah menerima laporan tentang bullying atau tindakan kekerasan yang dilakukan terhadap siswa tersebut.

Sebelumnya, kasus ini viral di media sosial setelah ibu korban mengungkapkan pengalamannya. Dalam unggahan Instagramnya, sang ibu menyebutkan bahwa anaknya dibully karena dituduh melaporkan teman-temannya yang menggunakan vape di kelas. Selain itu, ia juga mengungkapkan bahwa anaknya dinyatakan tidak naik kelas dan harus pindah sekolah jika ingin melanjutkan pendidikannya.

Wakil Bupati Garut, Putri Karlina, merespons kasus ini dengan meminta ibu korban melaporkan situasi tersebut ke UPTD PPA Pemda Garut. Ia juga menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya remaja tersebut. Putri mengungkapkan bahwa ia sudah memantau kasus ini sejak tiga minggu lalu, setelah mendengar cerita dari ibu korban di media sosial.

Menurut hasil pemeriksaan tim Inafis Polres Garut dan Tim kesehatan Puskesmas, siswa tersebut meninggal karena bunuh diri. Hal ini disampaikan oleh Kasatreskrim Polres Garut, AKP Joko Prihatin.

Meski demikian, kasus ini tetap menjadi perhatian serius bagi masyarakat dan pihak berwenang. Dampak dari bullying dapat sangat berbahaya dan berujung pada tragedi seperti ini. Oleh karena itu, penting untuk adanya kesadaran dan langkah-langkah pencegahan serta perlindungan terhadap para siswa.

Jika Anda atau orang terdekat sedang mengalami kesulitan emosional atau depresi, jangan ragu untuk mencari bantuan. Layanan konseling dan dukungan psikologis tersedia untuk membantu Anda melewati masa sulit ini. Beberapa layanan konseling dapat ditemukan di situs resmi Into the Light Indonesia, yang menyediakan hotline dan sumber informasi terkait kesehatan jiwa.

Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan peduli terhadap lingkungan sekitarnya, terutama dalam hal perlindungan terhadap anak-anak dan remaja. Dengan kolaborasi antara sekolah, keluarga, dan pihak berwenang, diharapkan kasus-kasus seperti ini dapat diminimalkan dan diberikan solusi yang tepat.