,
Jakarta
– Ketidakhadiran Presiden ke-7 Joko Widodo saat peringatan
Hari Lahir Pancasila
di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri, Jakarta Pusat, menjadi pertanyaan.
Penyebab ketidakhadiran itu dikonfirmasi oleh ajudan
Jokowi
, Komisaris Polisi Syarif Muhammad Fitriansyah. Syarif membenarkan Jokowi diundang Badan Pembinaan Ideologi Pancasila atau
BPIP
. BPIP adalah lembaga yang menggelar acara tersebut.
“Beliau masih proses penyembuhan dari
alergi kulit
,” kata Syarif saat dihubungi Tempo, Senin, 2 Juni 2025.
Syarif mengatakan saat ini Jokowi juga belum bisa menerima tamu selama masa penyembuhan.
Dua hari kemudian, Syarif Muhammad mengatakan, kondisi sang mantan Presiden itu kini telah membaik setelah sebelumnya didera sakit
alergi kulit
. “Sudah mulai membaik. Beliau sudah mulai menerima warga untuk bersilaturahmi di kediaman,” ujar Syarif kepada Tempo melalui pesan WhatsApp pada Rabu, 4 Juni 2025.
Syarif juga membantah rumor yang beredar di luaran soal Jokowi dilarikan ke rumah sakit akibat alergi kulit yang dideritanya itu. “Tidak, itu hoaks,” ujar dia.
Syarif menjawab singkat ketika ditanya penyebab alergi kulit yang dialami Jokowi itu. Dia membenarkan bahwa alergi tersebut dialami Jokowi setelah kembali dari
Vatikan
. Diduga pemicu alergi tersebut karena pengaruh cuaca di negara itu.
Apa itu Alergi Kulit?
Alergi kulit sendiri merupakan reaksi
sistem kekebalan tubuh
terhadap zat tertentu yang dianggap berbahaya, meskipun sebenarnya aman bagi sebagian besar orang. Akibatnya, kulit bisa mengalami ruam, gatal, kering, hingga muncul bentol atau biduran. Pada beberapa orang, gejalanya bisa ringan, namun pada kondisi tertentu bisa cukup mengganggu.
Ada beberapa jenis alergi kulit yang umum terjadi di masyarakat. Dermatitis atopik, misalnya, sering ditemukan pada anak-anak, tetapi juga bisa dialami orang dewasa. Ciri-cirinya meliputi kulit yang sangat kering, kemerahan, dan gatal. Kadang, jika terjadi infeksi, bisa muncul benjolan berisi cairan. Faktor keturunan sering dikaitkan dengan kondisi ini.
Jenis lain adalah dermatitis kontak alergi, yang terjadi saat kulit bersentuhan langsung dengan alergen, seperti logam, lateks, parfum, atau bahan kimia tertentu. Reaksinya bisa berupa ruam, bengkak, dan rasa gatal. Sementara itu, dermatitis dishidrotik umumnya menyerang bagian tangan dan kaki, ditandai dengan kulit gatal, kering, dan melepuh yang bisa terasa nyeri. Urtikaria atau biduran juga termasuk bentuk alergi kulit, ditandai dengan benjolan merah yang gatal akibat pelepasan histamin oleh sistem imun.
Penyebab dari alergi kulit sangat beragam. Faktor pencetus bisa berupa bahan kimia, logam, serbuk sari, debu, bulu hewan, makanan tertentu, hingga gigitan serangga. Pada umumnya, tubuh tidak langsung bereaksi saat pertama kali terpapar alergen. Reaksi baru muncul saat terjadi paparan ulang, karena sistem kekebalan telah mengenali zat tersebut dan menganggapnya sebagai ancaman. Gejala alergi bisa terjadi dalam hitungan menit atau baru muncul beberapa hari setelah kontak.
Dikutip dari laman
RS Sardjito
, gejala alergi kulit pun berbeda-beda pada setiap individu, tergantung jenis dan tingkat keparahannya. Beberapa gejala yang umum antara lain ruam merah, gatal intens, kulit kering dan bersisik, pembengkakan, bentol-bentol, hingga kulit melepuh atau pecah-pecah. Karena itulah, penting untuk segera mengenali gejala dan mencari bantuan medis apabila kondisinya memburuk.
Penanganan alergi kulit biasanya meliputi penghindaran terhadap alergen penyebab, penggunaan antihistamin, krim kortikosteroid, serta pelembap khusus untuk menjaga kelembapan kulit. Dalam kasus yang parah, penanganan medis lanjutan sangat dianjurkan.
Masyarakat dapat lebih memahami gejala, penyebab, dan cara mengatasi alergi kulit untuk mencegah dampak yang lebih serius. Jika mengalami tanda-tanda alergi, segera konsultasikan ke dokter untuk penanganan yang tepat.
Eka Yudha Saputra
berkontribusi dalam penulisan artikel ini