Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi mengungkapkan rencana pembentukan tim audit independen untuk meninjau penyebab jatuhnya Kereta Api Argo Bromo Anggrek yang terjadi pada Jumat, (1/8) di Subang, Jawa Barat.
Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi menyatakan bahwa penanganan pasca-kejadian tidak hanya terbatas pada pemulihan teknis, tetapi juga akan dilakukan evaluasi menyeluruh.
Support kami, ada hadiah spesial untuk anda.
Klik di sini: https://indonesiacrowd.com/support-bonus/
Kementerian Perhubungan juga berkomitmen untuk terus melakukan pengawasan ketat terhadap proses perbaikan dan memastikan bahwa operasional kereta api, khususnya di jalur yang terkena dampak, dapat kembali beroperasi secara optimal, aman, dan handal.
“Kesehatan fisik saja tidak cukup. Pemerintah akan memperkuat sistem pengawasan dini dan meningkatkan standar perawatan infrastruktur kereta api,” ujar Menteri Perhubungan dalam pernyataannya di Jakarta, Minggu (3/8).
Selanjutnya, Menhub menegaskan kejadian ini sebagai peringatan penting bahwa sistem perkeretaapian nasional perlu terus ditingkatkan secara aktif dan berkelanjutan. “Kami tidak hanya berkomitmen untuk memperbaiki, tetapi juga mencegah. Keselamatan harus menjadi budaya dalam setiap aspek penyelenggaraan transportasi,” tambahnya.
Support us — there's a special gift for you.
Click here: https://indonesiacrowd.com/support-bonus/
Di sisi lain, Direktur Jenderal Perkeretaapian Allan Tandiono mengungkapkan bahwa kejadian tersebut menyebabkan kerusakan pada kedua jalur (hulu dan hilir) serta sekitar 4 kilometer infrastruktur, mulai dari titik sinyal blok hingga wilayah persimpangan.
Allan menyebutkan bahwa saat proses evakuasi dimulai, tim teknis langsung memulai perbaikan jalur, termasuk meluruskan rel, mengganti stang penggerak, detektor, serta bantalan rel yang rusak.
Saat ini, jalur yang terkena dampak telah kembali dibuka dan dapat dilalui kereta api, meskipun dengan batasan kecepatan sebagai tindakan pencegahan. “Kereta api sudah dapat melewati jalur yang terdampak. Namun, untuk memastikan keselamatan, diberlakukan pembatasan kecepatan secara bertahap,” kata Allan Tandiono.
Sebelumnya, kecelakaan yang melibatkan Kereta Api (KA) Argo Bromo Anggrek pada Jumat (1/8) menyebabkan gangguan besar dalam operasional perjalanan kereta api di area Daerah Operasi (Daop) 4 Semarang.
PT Kereta Api Indonesia (KAI) mengungkapkan bahwa kejadian tersebut terjadi di area Stasiun Peganden Baru, Kabupaten Subang, Jawa Barat, pada pukul 15.47 WIB. Bahkan, proses evakuasi kereta selesai dilakukan pada hari Sabtu (2/8) pukul 07.00 WIB, sementara perbaikan jalur masih berlangsung hingga pagi hari Minggu (3/8). Jalur kembali dapat digunakan mulai pukul 10.57 WIB dan pertama kali dilewati oleh KA Argo Lawu dengan kecepatan terbatas.
Akibat kejadian tersebut, sebanyak 80 perjalanan kereta harus dibatalkan dan 42 perjalanan lainnya diarahkan melalui jalur alternatif via Purwokerto – Kroya – Bandung. Meski mengalami dampak yang cukup besar, operasional kereta api mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Tingkat keterlambatan keberangkatan per hari Sabtu siang hingga saat ini diperkirakan mencapai 94 persen. (*)