,JAKARTA — Kementerian Komunikasi dan Teknologi Informasi (Komdigi) mengungkap kerugian finansial yang diakibatkan olehkejahatan sibermencapai Rp476 miliar dari bulan November 2024 hingga Januari 2025.
Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Nezar Patria menyebutkan bahwa hingga pertengahan 2025, telah tercatat sebanyak 1,2 juta laporan penipuan digital yang diterima oleh sistem pengaduan masyarakat.
“Angka-angka ini bukan hanya data statistik. Ini adalah peringatan, kita perlu segera dan bersama-sama bertindak. Untuk itu, pemerintah berkomitmen penuh dalam menciptakan ruang digital yang aman, bersih, serta dapat dipercaya bagi seluruh masyarakat,” ujar Nezar dilansir Senin (11/8/2025).
Tolong support kita ya,
Cukup klik ini aja: https://indonesiacrowd.com/support-bonus/
Komitmen tersebut, lanjutnya, tidak hanya diwujudkan dengan memperkuat regulasi dan literasi digital, tetapi juga melalui pengembangan serta pemanfaatan teknologi seperti kecerdasan buatan (AI) untuk mengidentifikasi dan menghindari tindak kriminalan siber secara dini.
Teknologi, menurut Nezar, perlu dimanfaatkan sebagai alat untuk memperkuat perlindungan masyarakat terhadap berbagai ancaman di dunia digital.
“Teknologi seperti AI dan pembelajaran mesin jangan hanya menjadi istilah dalam inovasi, tetapi harus menjadi jawaban nyata untuk isu-isu penting seperti keamanan digital ini. Teknologi harus menjadi alat yang kita gunakan untuk memperkuat perlindungan bagi masyarakat,” katanya.
Mengenai kedaulatan data dan teknologi, ia menyatakan bahwa Indonesia tidak boleh menjadi korban dari kolonialisme digital serta eksploitasi data oleh pihak asing. Sebaliknya, sesuai dengan visi Presiden Prabowo Subianto mengenai pentingnya kemandirian teknologi nasional yang berlandaskan kemampuan domestik.
“Ini menjadi perhatian di tingkat global juga. Bagaimana melindungi negara-negara yang rentan terhadap tindakan pencurian dan eksploitasi data,” tambahnya.
Pemerintah melalui Komdigi terus berkoordinasi dengan berbagai lembaga, termasuk aparat penegak hukum seperti Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri, guna menangani laporan masyarakat dan mengenali pelaku spam serta scam, baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri.
Sebelumnya, Akamai, perusahaan penyedia layanan keamanan siber, mencatat adanya 260 miliar serangan DDoS yang terjadi di Indonesia antara tahun 2023 hingga pertengahan 2024, dengan fokus pada sektor keuangan hingga e-commerce.
Serangan ini dimaksudkan untuk mengganggu hingga menghentikan fungsi jaringan atau situs web sebuah organisasi.
Kepala Direksi, Teknologi Keamanan dan Strategi Akamai Reuben Koh menyebutkan bahwa jumlah serangan yang terjadi di Indonesia meningkat seiring dengan peningkatan yang terjadi di negara-negara Asia Pasifik dan Jepang.