Kecemasan Distribusi Bantuan ke Gaza, UNRWA: Seperti Mengundang Orang pada Maut

Kecemasan Distribusi Bantuan ke Gaza, UNRWA: Seperti Mengundang Orang pada Maut



PIKIRAN RAKYAT –


Lebih dari 2 juta warga Palestina di Gaza tengah menghadapi krisis kebutuhan dasar seperti makanan dan obat-obatan. Selain imbas serangan yang terus dilakukan Israel penjajah, hal ini juga disebabkan blokade bantuan yang dilakukan sejak 2 Maret 2025.


Dalam kondisi krisis ini, jutaan warga di Gaza yang menantikan bantuan dihadapkan dengan distribusi bantuan yang tidak berjalan dengan baik. Israel telah membuka akses bantuan dengan jumlah yang dibatasi.


Namun, proses distribusi bantuan yang tidak berjalan semestinya telah menjadi sorotan dunia internasional. Israel bahkan menyerang warga Palestina yang sedang mengantre di titik-titik bantuan yang ditetapkan Israel.


Direktur Komunikasi Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk pengungsi Palestina (UNRWA), Juliette Touma mengatakan model distribusi bantuan saat ini di Jalur Gaza tidak berjalan dengan baik.


“Seolah-olah Anda mengundang orang-orang menuju kematian mereka sendiri,” katanya dilaporkan kantor berita Palestina, WAFA.


Ia menekankan bahwa satu-satunya cara untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan dalam skala besar dan aman kepada rakyat Gaza adalah melalui PBB, termasuk UNRWA.


Sejak serangan Oktober 2023, Kementerian Kesehatan melaporkan 54.772 warga Palestina telah tewas dalam genosida yang dilakukan Israel. 125.834 warga palestina lainnya mengalami luka-luka dan 11.000 lainnya hilang.


Sementara, situasi buruk yang tengah terjadi di Gaza dinilai lebih buruk dari neraka di bumi. Hal ini diungkapkan oleh Presiden Komite Internasional Palang Merah (ICRC), Mirjana Spoljaric.


“Kemanusiaan sedang gagal di Gaza. Kita tidak bisa terus melihat apa yang terjadi,” katanya.


ICRC saat ini menempatkan sekitar 300 staf di Gaza dan membantu orang-orang yang terdampak genosida di Gaza. Spoljaric mengatakan rumah sakit yang dikelola IRC di Rafah dibanjiri korban dalam beberapa hari terakhir.


Saksi yang berada di lokasi mengatakan tentara Israel penjajah menembaki kerumunan warga Palestina yang mencoba mendapatkan bantuan pangan yang begitu dibutuhkan.


“Situasi di wilayah tersebut melampaui standar hukum, moral, dan kemanusiaan yang dapat diterima. Fakta bahwa kita menyaksikan suatu bangsa dilucuti sepenuhnya dari martabat kemanusiaannya seharusnya benar-benar mengejutkan hati nurani kolektif kita,” tuturnya dilaporkan Arab News.


Lebih lanjut, dia mengatakan pemimpin dunia harus berbuat lebih banyak dan lebih nyata dalam upaya mengakhiri penderitaan warga Palestina di Gaza.


“Konsekuensinya akan menghantui mereka dan sampai ke rumah mereka,” katanya.***