Program Kreatif Warga Binaan Lapas Berhasil Menembus Pasar Internasional
Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan RI, Agus Andrianto, baru-baru ini melakukan kunjungan ke Ruangan Kegiatan Kerja Lapas Kelas IIA Garut, Jawa Barat. Dalam kunjungan tersebut, ia menyaksikan langsung berbagai produk unggulan yang dihasilkan oleh warga binaan dan telah mampu menembus pasar internasional.
Salah satu produk yang paling mencuri perhatian adalah tirai dan coir shade (layar peneduh) yang terbuat dari serabut kelapa. Produk ini telah berhasil diekspor ke Prancis, sebuah langkah yang sangat membanggakan bagi seluruh pihak terkait. Agus Andrianto memberikan apresiasi atas upaya yang dilakukan dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas produk-produk tersebut.
“Bagus juga ini sampai diekspor ke Eropa. Tolong optimalkan karya-karya warga binaan untuk diekspor, tidak hanya tirai serabut kelapa. Coba nanti kita cari lagi potensi apa saja yang bisa kita ekspor, mungkin kopi atau apa yang khas dari sini,” ujar Agus Andrianto.
Ia juga memuji kreativitas dan hasil karya warga binaan yang telah berhasil menembus pasar internasional. Produksi karya-karya ini terus digalakkan di seluruh Lapas dan Rutan yang berada di bawah pembinaan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan RI. Bahan-bahan yang digunakan dalam produksi ini berasal dari beberapa daerah seperti Lapas Ciamis, Cirebon, dan Sumedang.
Agus mengingatkan agar produksi ini terus ditingkatkan dan diintegrasikan agar manfaatnya dapat dirasakan hingga ke luar lapas dan Rutan. Hal ini bertujuan untuk memberikan dampak positif yang lebih luas.
Manfaat Ekonomi bagi Warga Binaan
Kepala Lapas Kelas IIA Garut, Rusdedi, menjelaskan bahwa produk-produk yang dihasilkan oleh warga binaan telah diekspor ke Prancis dan Korea Selatan. Dengan adanya ekspor ini, warga binaan yang terlibat dalam proses produksi mendapatkan penghasilan tambahan.
Lapas bekerja sama dengan pihak ketiga untuk menyediakan bahan mentah dan menyalurkan hasil produksi. Dengan demikian, selama berada di dalam lapas, warga binaan tetap produktif dan memiliki penghasilan yang dapat digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.
“Jadi selama ada di dalam lapas mereka produktif, ada penghasilan yang bisa digunakan untuk kehidupan sehari-hari di lapas, tidak membebani keluarga bahkan bisa membekali keluarga bila ada yang datang berkunjung dan bisa menabung,” jelas Rusdedy.
Kontribusi Positif bagi Negara
Selain memberikan manfaat ekonomi bagi warga binaan, program ini juga memberikan kontribusi positif bagi negara. Tugas pembinaan kemandirian berjalan optimal dengan pemberian upah kepada warga binaan. Selain itu, dari hasil karya warga binaan, Lapas juga dapat menyumbangkan pendapatan negara bukan pajak (PNBP).
Dengan demikian, program ini tidak hanya membantu warga binaan meningkatkan keterampilan dan penghasilan, tetapi juga memberikan kontribusi positif bagi negara. Ini menjadi contoh nyata bagaimana institusi pemasyarakatan dapat berperan aktif dalam memajukan ekonomi masyarakat dan membangun masa depan yang lebih baik.