Manfaat MPASI Berbahan Dasar Beras untuk Perkembangan Otak Anak
Beberapa jenis makanan pendamping ASI (MPASI) diketahui memiliki dampak positif terhadap perkembangan otak anak. Salah satu yang menarik perhatian adalah MPASI berbahan dasar beras. Studi terbaru menunjukkan bahwa pemberian MPASI ini dapat mengurangi risiko gangguan konsentrasi dan hiperaktivitas pada anak, seperti ADHD.
Apa Itu ADHD?
ADHD atau Attention Deficit Hyperactivity Disorder merupakan kondisi neurodevelopmental yang memengaruhi kemampuan fokus, kontrol impuls, dan tingkat aktivitas seseorang. Kondisi ini sering kali terdiagnosis pada masa kanak-kanak, tetapi bisa berlanjut hingga dewasa. Anak dengan ADHD cenderung kesulitan dalam memperhatikan, sulit berkonsentrasi, dan mudah menyela pembicaraan orang lain. Beberapa juga menunjukkan tanda-tanda hiperaktivitas, seperti gerakan berlebihan atau bicara yang tidak terkontrol.
Faktor Penyebab ADHD
Penyebab pasti dari ADHD belum sepenuhnya diketahui. Namun, para ilmuwan percaya bahwa kondisi ini muncul dari interaksi antara faktor genetik dan lingkungan. Nutrisi dan zat gizi tertentu juga diperkirakan berperan dalam perkembangannya. Dalam studi terbaru, peneliti Chiu-Ying Chen dan rekan-rekannya mencoba mengeksplorasi hubungan antara praktik pemberian makan pada bayi dan potensi timbulnya ADHD di masa depan.
Studi tentang MPASI Beras dan Risiko ADHD
Dalam penelitian tersebut, 24.200 bayi yang lahir di Taiwan pada tahun 2005 menjadi peserta. Mereka melakukan pengumpulan data sebanyak enam kali selama periode beberapa tahun. Data yang dianalisis meliputi diagnosis ADHD, informasi pemberian ASI, serta pemberian MPASI. Selain itu, faktor risiko seperti urutan kelahiran, berat badan lahir, prematuritas, penyakit, dan kebiasaan Bunda selama kehamilan juga dipertimbangkan.
Hasil studi menunjukkan bahwa sekitar 64 persen ibu memberikan MPASI berbahan dasar beras, bukan bubur nasi tradisional. Sementara itu, 44 persen Bunda memberikan bubur nasi tradisional. Anak-anak yang menerima makanan padat berbahan dasar beras memiliki risiko 27 persen lebih rendah untuk mengalami ADHD. Para peneliti menulis bahwa pemberian makanan pendamping dalam 6 bulan pertama penting untuk melindungi bayi dari perkembangan ADHD. Namun, karena jumlah kasus ADHD yang kecil, mereka menyarankan adanya studi lanjutan dengan periode observasi yang lebih panjang.
Kapan Bayi Boleh Makan Olahan Beras?
Olahan beras, termasuk bubur nasi, umumnya dapat diperkenalkan setelah bayi siap untuk makan makanan padat. Biasanya, hal ini dilakukan sekitar usia 6 bulan. Meskipun beras merah dan beras putih merupakan bahan yang umum digunakan, ada banyak jenis beras lain yang bisa diolah dalam MPASI. Setiap jenis beras memiliki cita rasa yang unik dan bisa disesuaikan dengan preferensi bayi.
Cara Menyajikan Olahan Beras untuk MPASI
Pemilihan tekstur dan rasa dalam MPASI harus disesuaikan dengan tahap perkembangan bayi. Berikut beberapa cara penyajian olahan beras sesuai usia:
-
Usia 6 Bulan Ke Atas
Beras dapat dimasak bersama kaldu hingga bertekstur cair atau agak kental. Secara bertahap, nasi bisa dibuat lebih lembek agar bayi belajar menyendok sendiri. Jika bayi sudah mampu mengunyah, nasi bisa dibuat menjadi bola-bola besar dan lembut agar bisa dipegang dan digigit oleh bayi. -
Usia 9 Bulan Ke Atas
Berikan nasi matang sesuai keinginan bayi. Bunda bisa menyajikan langsung atau membentuk bola agar mudah dipegang. Saat menyajikan nasi secara terpisah, tekan butiran nasi dengan bagian belakang garpu untuk membantu nasi menempel satu sama lain dan memudahkan bayi makan sendiri. -
Usia 18 Bulan Ke Atas
Sajikan nasi sesuai keinginan, baik sendiri maupun sebagai bagian dari makanan bersama. Bunda bisa menyediakan alat bantu makan seperti sendok, tetapi jangan dipaksakan jika anak masih senang makan menggunakan tangan. Pertimbangkan membuat nasi lebih lengket agar anak lebih mudah belajar menggunakan alat makannya.
Manfaat Nasi dalam MPASI
Nasi merupakan sumber karbohidrat yang sangat baik untuk memberikan energi pada tubuh anak. Secara umum, beras merah dan jenis beras utuh lainnya mengandung lebih banyak protein, vitamin, dan mineral dibandingkan beras putih. Oleh karena itu, penggunaan beras dalam MPASI tidak hanya memberikan manfaat nutrisi, tetapi juga mendukung perkembangan otak anak secara optimal.