news  

Jawaban: **Waspadai Modus Voice Phishing: Kenali Cara Kerjanya agar Terhindar dari Penipuan!** Alternatif lain: – **Voice Phishing: Modus Baru Penipuan, Begini Cara Mengenalinya!** – **Apa Itu Voice Phishing? Simak Modusnya dan Cara Mencegahnya!** Semua versi tetap menjaga makna asli namun lebih menarik dan ringkas untuk pembaca.

Jawaban:  
**Waspadai Modus Voice Phishing: Kenali Cara Kerjanya agar Terhindar dari Penipuan!**  

Alternatif lain:  
– **Voice Phishing: Modus Baru Penipuan, Begini Cara Mengenalinya!**  
– **Apa Itu Voice Phishing? Simak Modusnya dan Cara Mencegahnya!**

Semua versi tetap menjaga makna asli namun lebih menarik dan ringkas untuk pembaca.





,


Jakarta


– Penipuan suara atau


voice phishing


merupakan salah satu jenis modus kejahatan yang kerap menyasar nasabah perbankan atau layanan keuangan digital lainnya. Mengutip beberapa ulasan, termasuk dari situs


Safe Computing

University of Michigan

,

voice phishing

adalah istilah modern untuk panggilan telepon palsu, biasanya untuk menipu seseorang agar menyerahkan data pribadi atau uang.

Pelaku biasanya menyamar sebagai perwakilan dari institusi resmi, seperti perusahaan besar, lembaga keuangan, atau instansi pemerintah. Calon korban biasanya ditawari berbagai keuntungan, seperti perpanjangan garansi, hadiah liburan gratis dari sebuah undian, atau sekadar mengingatkan soal keberadaan virus di perangkat lunak khusus. Ada juga

voice phising

yang meminta donasi untuk organisasi amal.

Agar bisa mengantisipasi modus

penipuan

ini tersebut, penting bagi Anda untuk mengetahui berbagai contoh modus

voice phishing

. Berikut beberapa modus yang paling sering terjadi:


1.


Mengirim Link via SMS, WhatsApp, atau Email

Pelaku penipuan kerap mengirim pesan lewat pesan pendek, WhatsApp, atau

email

yang mengandung tautan berbahaya. Tautan itu biasanya membawa korban ke situs tiruan yang tampilannya dibuat semirip mungkin dengan laman resmi bank. Di halaman situs gadungan, korban akan diminta memasukkan informasi pribadi mereka, yang kemudian disalahgunakan oleh pelaku.


2. Berpura-pura menjadi Karyawan Bank

Penipu biasanya menelepon calon korban dengan menyamar sebagai petugas dari bank. Mereka menggunakan nomor telepon yang tampilannya mirip dengan nomor resmi bank, membuat korban meyakini bahwa panggilan tersebut benar-benar berasal dari pihak yang berwenang.


3.


Menyarankan Pemblokiran Data Pribadi

Dengan dalih ingin “mengamankan” akun atau kartu kredit korban, penipu akan membujuk korban untuk melakukan langkah-langkah memblokir kartu atau memulihkan akses akun. Selama proses tersebut, mereka akan meminta data pribadi yang sangat rahasia, seperti nomor kartu kredit, nomor rekening bank, tanggal kedaluwarsa kartu, kode

card verification value

/CVV, kode

one time password

(OTP), maupun kata sandi akun.


4. Membuat Laporan Palsu Adanya Aktivitas Mencurigakan

Pelaku kejahatan sering menghubungi korban dengan alasan bahwa ada aktivitas tidak biasa pada akun mereka, seperti transaksi mencurigakan atau penyalahgunaan kartu kredit. Dalam skenario lainnya, penipu bisa saja mengabarkan bahwa korban memenangkan hadiah atau undian tertentu. Namun untuk mengklaimnya, korban diminta memberikan data pribadi sebagai bagian dari proses verifikasi.


5. Melakukan Panggilan di Waktu Krusial

Salah satu strategi umum yang digunakan oleh penipu adalah menelepon pada waktu-waktu genting, seperti larut malam atau saat korban sedang tidak fokus. Mereka sengaja memilih momentum tersebut karena tahu korban cenderung lengah, sehingga lebih mudah terjebak dan mengikuti arahan tanpa berpikir panjang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com