Jalan Provinsi yang Terlantar: Kehidupan Masyarakat yang Terabaikan
Jalur provinsi yang menghubungkan Desa Sanggi, Kecamatan Bandar Negeri Semuong (BNS), Kabupaten Tanggamus, dengan wilayah Suoh, Lampung Barat, hingga kini masih dalam kondisi memprihatinkan. Ruas jalan ini menjadi jalur vital yang setiap hari dilalui kendaraan berat dari dua perusahaan besar, yaitu PT Natarang Mining dan Tanggamus Electric Power (TEP). Sayangnya, meskipun memiliki peran penting dalam kehidupan ekonomi daerah, jalan ini belum pernah mendapatkan perbaikan serius.
Kondisi jalan yang rusak parah telah menjadi cerita sehari-hari bagi masyarakat setempat. Lubang-lubang besar, lumpur di musim hujan, dan debu tebal di musim kemarau telah menjadi bagian dari kehidupan mereka selama bertahun-tahun. Bahkan, Herwinsyah, tokoh pemuda setempat, menyebut bahwa jalan ini belum pernah diaspal sejak zaman kolonial Belanda. Namun, setiap hari jalan ini terus dilalui truk-truk tambang dan logistik perusahaan, sementara masyarakat seperti tidak pernah dianggap.
Ketimpangan Pembangunan yang Mengkhawatirkan
PT Natarang Mining dikenal sebagai salah satu perusahaan yang mengekstraksi ratusan ton emas, sementara TEP menyediakan ratusan megawatt listrik dari sumber daya air. Kedua perusahaan ini memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian daerah. Namun, justru jalan utama yang digunakan oleh perusahaan tersebut justru dibiarkan terlantar dan tidak mendapat perhatian serius dari pemerintah.
Warga setempat menilai situasi ini mencerminkan ketimpangan dalam pembangunan infrastruktur, khususnya di daerah-daerah yang menjadi penghasil sumber daya alam. Mereka merasa bahwa hasil alam yang mereka miliki diangkut keluar tanpa adanya peningkatan fasilitas transportasi yang layak. Hal ini membuat mereka tetap terperosok dalam kondisi sulit.
Permintaan dan Harapan Warga
Masyarakat berharap pemerintah provinsi segera mengambil tindakan nyata untuk meningkatkan infrastruktur jalan. Mereka tidak hanya ingin janji-janji politik, tetapi juga aksi konkret yang dapat dirasakan oleh masyarakat. Ruas jalan Sanggi-Suoh bukan hanya jalan desa biasa, melainkan urat nadi ekonomi daerah yang seharusnya mendapat prioritas perhatian.
Jika pembangunan jalan ini terus diabaikan, maka bukan hanya keluhan warga yang akan semakin kuat, tetapi juga potensi stagnasi ekonomi lokal akibat terbatasnya akses transportasi. Dengan akses yang baik, para pelaku usaha dan masyarakat bisa lebih mudah melakukan kegiatan ekonomi, sehingga meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan.
Solusi yang Perlu Diambil
Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah perlu segera melakukan evaluasi terhadap kondisi jalan dan merancang rencana perbaikan yang berkelanjutan. Dalam hal ini, partisipasi aktif masyarakat sangat penting agar kebijakan yang diambil benar-benar sesuai dengan kebutuhan nyata. Selain itu, kolaborasi antara pemerintah, perusahaan, dan masyarakat harus dibangun agar semua pihak saling mendukung dalam upaya meningkatkan kualitas hidup masyarakat sekitar.