news  

Jaguar Kurus di Ragunan Viral, Kebun Binatang Angkat Bicara

Jaguar Kurus di Ragunan Viral, Kebun Binatang Angkat Bicara

–Video seorang jaguar yang tampak kurus, lemah, dan seperti ingin muntah di Taman Margasatwa Ragunan (TMR) Jakarta tiba-tiba viral di media sosial. Dunia TikTok dipenuhi dengan unggahan dari akun@Billabong1017yang menunjukkan seekor harimau berjalan goyah di tepi kolam, memicu kekhawatiran netizen.

Kamu terlihat sedih sekali. Sangat kurus. Seperti goyah saja.,” tulis pemilik akun dalam video tersebut.

Jaguar yang bernama Jalu menjadi perhatian. Banyak netizen merasa kasihan dan meminta agar hewan predator ini dikembalikan ke habitat aslinya jika tidak mampu dirawat dengan baik.

Taman Safari Ragunan, jika tidak mampu memberi makan sebaiknya kembalikan ke habitat aslinya, mereka di luar sana mungkin setiap hari kenyang.,” tulis akun @hzls yang turut menuai dukungan.

Penjelasan Taman Margasatwa Ragunan

Kepala Humas TMR Wahyudi Bambang mengungkapkan bahwa keadaan Jalu justru menjadi bukti keberhasilan upaya konservasi yang dilakukan dalam jangka panjang.

“Beberapa hari terakhir, beredar sebuah video yang menampilkan salah satu hewan peliharaan kami, seekor jaguar bernama Jalu. Video tersebut mendapat perhatian dari netizen. Sayangnya, banyak orang langsung menyimpulkan tanpa memahami situasi sebenarnya,” kata Wahyudi.

Ia menyampaikan, Jalu bukanlah jaguar yang baru. Ia merupakan bagian dari keluarga besar Taman Margasatwa Ragunan sejak ia tiba pada tahun 2007 ketika berusia 4 tahun.

“Saat ini, Jalu berusia 22 tahun, usia yang sangat luar biasa untuk seekor jaguar,” ujar Wahyudi.

Wahyudi menyampaikan bahwa harimau di alam liar biasanya hanya bertahan sampai berusia 12–15 tahun. Di lingkungan penangkaran, mereka mampu hidup hingga mencapai usia 20 tahun.

Jalu sudah melebihi itu. Ini merupakan pencapaian yang menunjukkan bahwa perawatan hewan di Taman Margasatwa Ragunan dilakukan dengan sungguh-sungguh, konsisten, dan berlandaskan kesejahteraan hewan.animal welfare),” tegas Wahyudi Bambang.

Menurutnya, sebagaimana manusia, hewan yang menua akan mengalami perubahan fisik seperti gerakan yang lebih lambat, stamina yang berkurang, dan tubuh terlihat lebih kurus. Namun, ciri-ciri tersebut tidak berarti mereka sedang sakit atau diperlakukan dengan tidak baik.

“Justru kami memastikan bahwa hewan dewasa seperti Jalu tetap memiliki hak untuk beraktivitas seperti berjalan, berjemur, berenang, hingga memanjat, sebagai bentuk stimulasi fisik dan mental yang penting bagi kualitas hidup mereka,” ujar Wahyudi Bambang.

Ragunan secara teratur memberikan perawatan kesehatan dan makanan bernutrisi kepada Jalu. Selain itu, proses memotong kuku juga dilakukan secara rutin.

“Dengan demikian, kami berharap masyarakat memperoleh pemahaman yang lebih menyeluruh mengenai satwa liar serta cara merawatnya. Tidak semua yang terlihat kurus berarti sakit. Tidak semua yang tampak lambat berarti lemah. Mari kita belajar melihat lebih dalam sebelum membuat kesimpulan,” tambah Wahyudi Bambang.