BANJARMASIN POST.CO.ID, –
Ini penjelasan rravel umrah soal jemaah dari Banjarmasin yang tak dapat makan usai salat subuh
Keluhan Hj Nurliani Dardie atau disapa Bunda Nunung soal katering di maktab atau hotel oleh travel umrah, ditanggapi oleh koordinator jamaah Ma’ali Travel and Tour, Ustadz Rusli.
Menurut Rusli, kronologinya ketika itu pagi mau ada agenda mengambil mikat umrah untuk seluruh jemaah sehingga mengharuskan jemaah berangkat pagi pukul 07.00 waktu Arab Saudi.
Otomatis, jemaah yang jumlahnya sekitar sarapan 260 buah itu disediakan lebih awal sebelum pukul 07.00 Wita sehingga makanan yang ada sudah habis. Kebetulan Hj Bunda Nunung, tidak ikut ambil mikat.
Ketika Bunda Nunung balik ke hotel dari subuhan di Masjidil Haram di restoran makanan habis.
Kebetula menu yang ada di hotel waktu itu pas dengan selera jemaah sehingga cepat habis.
“Jadi karena adanya keluhan beliau ini, kemarin sudah didiskusikan dan kami sudah minta maaf ke yang bersangkutan (Hj Nurliani Dardie), atas ketidak nyamanan ini,” jelas Ustadz Rusli.
Disampaikan dia, soal kompensasi untuk fee makanan yang dimintakan haknya oleh Bunda Nunung, kemudian akan diganti oleh pihak travel.
Untuk ke depan agar menghindari persoalan serupa, beliau memberikan opsi bisa saja makanan dibungkus untuk beliau.
Diketahui, peserta umrah, Hj Nurliani Dardie, mengeluhkan pelayanan catering yang dia alami ketika ibadah umrah di Mekkah beberapa hari ini.
Keluhan disampaikan oleh Hj Nurliani Dardie, atau yang akrab disapa Bunda Nunung, terhadap layanan konsumsi selama menjalani ibadah umrah bersama pihak travel.
Dia mengaku kecewa karena tidak mendapatkan jatah makan pagi saat kembali dari salat Subuh di Masjidil Haram.
“Sekitar jam 7 pagi saya kembali ke hotel setelah salat Subuh di Masjidil Haram. Tapi saat sampai di ruang makan, makanannya sudah habis,” ujar Bunda Nunung, Minggu (23/6/2025) waktu Arab Saudi.
Kondisi ini membuatnya cukup terganggu, terlebih dia memiliki riwayat penyakit maag yang mengharuskan makan tepat waktu sebelum mengonsumsi obat.
“Kalau telat makan, bisa langsung kambuh. Itu sebabnya saya sangat kecewa, karena makan pagi penting buat saya yang harus minum obat,” ungkapnya.
Bunda Nunung menyebutkan, dalam kesepakatan awal, pihak travel menjanjikan konsumsi sebanyak tiga kali sehari. Namun yang ia terima belakangan hanya dua kali.
“Travel jangan hanya menerima uang setoran jamaah. Hak jamaah juga harus dipenuhi, termasuk urusan makan yang sudah dijanjikan,” tegasnya.
Ia menambahkan, ini bukan kali pertama dirinya berangkat umrah bersama travel tersebut. “Saya sudah enam kali berangkat dengan Ma’ali Travel. Tapi kali ini saya sangat menyayangkan pelayanan makannya,” ujarnya.
(Banjarmasinpost.co,id/Nurholis Huda).