– Berkali-kali tahun lamanya, kecakapan mental alias IQ kerap dilihat sebagai penanda primer untuk meraih sukses pada bermacam bidang hidup yang mencakup jalannya karir, pergaulan sebaya, sampai prestasi belajar.
Sekarang ini, lebih banyak ahli yang menggarisbawahi betapa vitalnya aspek lain seperti kecerdasan emosi, yang juga disebut sebagai Kecerdasan Emosional (KE), menjadi sangat penting untuk diperhatikan.
Kecerdasan emosional merupakan kapabilitas individu dalam mendeteksi, memahami serta mengendalikan perasaan mereka.
Di samping itu, menggunakaan dengan tepat emosi baik dari diri sendiri ataupun dari oranglain.
Seseorang dengan tingkat kecerdasan emosional yang tinggi akan dapat membentuk relasi yang positif, meredam tekanan dengan efisien, membuat pilihan yang tepat, serta menyuarakan simpati di banyak konteks sosial.
Individu dengan inteligensi emosi biasanya memiliki kesadaran diri tentang perasaannya masing-masing, bisa menahan respon emosinya ketika berada di bawah stres, dan jago pula dalam memahami atmosfer dan keperluan emosional dari orang sekitarnya.
Menurut Very Well Mind, berikut adalah beberapa metode untuk mengembangkan kecerdasan emosional yang penting dipelajari dan dijalankan.
1. Perhatikan emosi
Satu langkah utama dalam pengembangan kecerdasan emosional adalah dengan meningkatkan kesadaran diri, yang bisa diawali dengan cara sederhana yakni mengidentifikasi perasaan sesungguhnya dan menganalisis asal-usulnya. Meskipun tampak simpel, banyak individu menjalani hidup setiap harinya tanpa betul-betul merasakan atau mengetahui emosi yang tengah mereka hadapi.
Alih-alih biarkan perasaan hilang tanpa disadari atau diabaikan, coba hentikan sebentar dan tanyakan kepada dirimu sendiri: “Sebetulnya apa yang kurasakan sekarang?” Adakah kemarahan, ketidaknyamanan, kebahagiaan, kesedihan, atau bahkan gabungan dari beberapa emosi tersebut? Selanjutnya, lakukan eksplorasi lebih jauh lagi: “Apakah penyebab dari perasaan ini?”
Dengan berlatih untuk memahami perasaanmu sendiri serta mengetahui asal-usulnya, kamu telah melakukan langkah signifikan ke arah otonomi pribadi yang lebih kuat dan interaksi sosial yang lebih harmonis. Keterampilan ini mendukungmu dalam memberikan respons terhadap kondisi dengan cara yang lebih matang daripada hanya bertindak tanpa pertimbangan.
Misalnya saja, apabila Anda merasa frustasi usai menghadiri suatu pertemuan bisnis, kemungkinannya bukan pada acara tersebut tetapi bisa juga karena gagasan Anda tak kunjung diperhatikan atau diapresiasi. Ketika Anda mengetahui hal ini, maka akan dapat berkomunikasi tentang keperluan Anda secara lebih tegas dan mendapatkan penyelesaian masalah yang konstruktif.
2. Kelola emosi
Dalam menavigasi kehidupan sehari-hari yang dipenuhi dengan stres dan perubahan terus-menerus, sangatlah berharga jika kita kadang-kadang meluangkan waktu untuk merenung atau bahkan meninggalkan lingkungan saat ini baik itu fisik ataupun mental. Membuat ruang jeda antara diri sendiri dan kondisi yang tengah dijalani bisa mempermudah dalam mendapatkan perspektif segar serta pemahaman yang lebih obyektif.
Memandang semua hal dari sudut pandang yang objektif, tanpa terseret oleh gelombang emosi atau pemikiran satu sisi merupakan kunci dalam memberi respon secara bijaksana. Hal tersebut tidak bermakna bahwa kamu harus membatasi diri dari emosi-emosi tertentu ataupun menyembunyikannya. Sebenarnya, mengidentifikasi serta mengakui perasaan-perasaan itu sendiri sangatlah esensial bagi tahapan penyembuhan dan manajemen emosi yang baik.
Menahan emosi hanya akan menyebabkannya bertambah dan mungkin pecah pada saat yang tak terduga, biasanya dengan konsekuensi lebih merugikan. Yang harus dilakukan adalah mencari metode yang sehat dan positif untuk mengalirkan perasaan tersebut.
Dapat dilakukan dengan mencatat jurnal, bercerita kepada orang kepercayaan Anda, melakukan meditasi, berolahraga, atau mungkin konsultasi dengan ahli jika dibutuhkan. Tiap individu mempunyai metode tersendiri untuk menyuarakan serta meredam emosinya, dan tak ada satu pun strategi yang sesuai untuk seluruh orang.
Dengan menciptakan kesempatan bagi dirimu untuk berfikir jernih serta menyampaikan perasaan dengan cara yang sehat, kamu tengah mendirikan kekuatan emosional yang tangguh. Hal ini bukan saja membuatmu merasakan keseimbangan batin yang lebih baik, melainkan juga meningkatkan kapabilitasmu dalam mengatasi hambatan-hambatan hidup dengan lebih damai dan fokus.
3. Dengarkan orang lain
Mendengarkan dengan penuh perhatian kepada seseorang tak melulu tentang mengamati apa yang terdapat pada ucapannya saja. Ini adalah proses yang jauh lebih mendalam daripada sekedar mendengar; itu termasuk memiliki kesadaran akan makna-makna tersirat yang belum tentu disampaikannya langsung.
Ini berarti bahwa kita pun harus mengamati sinyal-sinyal tak lisan semacam ekspresi wajah, tindakan fisik, intonasi bicara, hingga kebisuan yang terjadi saat bercakap-cakap. Secara keseluruhan, perilaku badan cenderung membawa pesan lebih dari sekadar ucapan verbal.
Misalnya, seseorang mungkin berkata bahwa mereka baik-baik saja, namun bila pada waktu bersamaan ia mengelak dari tatap muka, bicara dengan nada lesu, atau merentangkan tangannya dengan posisi badan tegang, hal ini bisa jadi petunjuk kalau sebenarnya mereka tengah menutupi keadaan aslinya. Untuk mendengarkan dengan bijaksana artinya harus sepenuhnya terlibat secara fisik, mental, serta emosi dalam obrolan tersebut.
Hal ini mengindikasikan bahwa Anda sungguh-sungguh perhatian serta ingin mendapatkan pemahaman, bukannya hanya siap menyela dengan percakapan sendiri-sendiri. Melalui pengamatan bahasa tubuh, Anda dapat lebih tepat dalam meraih emosi yang tengah dihadapi pasangan dialog, sehingga interaksi tersebut jadi lebih penuh simpati dan bernilai.
Di era yang selalu Bergerak ini, kemampuan untuk Mendengar Aktif sambil Memperhatikan Bahasa Tubuh merupakan modal yang amat Berhargam tak hanya di ranah Pribadi tetapi juga Profesional. Hal itu Membantu Menumbuhkan Kepercayaan diri, Mengokohkan Hubungan Emosi, serta Merancang Lingkungan Aman sehingga Orang Lain merasa Lebih Terbuka.