Oleh Amidi
Di bidang otomotif, melakukan servis pada kendaraan adalah hal yang tak dapat dielakkan, entah itu kendaraan tersebut masih termasuk baru ataupun telah digunakan untuk jangka waktu yang panjang, bahkan sampai umurnya menjadi cukup tua.
Servis kendaraan dapat dijalankan di bengkel resmi yang terafiliasi dengan merek tersebut ataupun di tempat servis tidak resmi seperti bengkel biasa dan bengkel umum.
Yang dimaksud sebagai bengkel tak resmi atau bengkel umum yaitu bengkel yang tidak diikat oleh kesepakatan formal dengan pabrikan ataupun ATPM (Agen Tunggal Pemegang Merek) tertentu. Biasanya, tempat-tempat seperti itu dipimpin secara independen dan dapat menangani beragam merk serta tipe mobil. Perbezaan antara bengkel resmi dan bukan resmi utamanya ada dalam hal persediaan sparepart. Bengkel resmi hanya mengedarkan komponen asli saja sementara bengkel lainnya belum tentu memasok part asli semata; mereka bisa jadi akan memberikan alternatif dari part aslinya maupun versi replika.
Setelah diamati, lokasi untuk servis atau perbaikan kendaraan serta tempat pembelian/penukaran aksesoris mobil, para pemilik usaha terbagi menjadi dua kelompok: mereka yang beroperasi dalam sektor formal dan mereka yang berada di sektor informal.
Saati ini banyak orang yang menawarkan layanan servis serta pemasangan dan penjualan aksesoris kendaraan, termasuk mobil dan motor. Umumnya pelaku bisnis informal dalam sektor ini menjadikan rumah mereka sendiri sebagai lokasi operasional atau area display produk-produknya, biasanya terletak di pinggiran kota atau antar pemukiman warga menggunakan ruang sewaan sederhana, ataupun tepat di tepi jalur lalu lintas umum.
Bengkel Khusus VS Bengkel Biasa.
Umumnya, ketika seorang konsumen atau pemilik kendaraan yang masih dalam masa garansi cenderung memilih untuk servis di bengkel resmi. Sebagai contoh, jika memiliki kendaraan dari merk tertentu maka mereka akan melanjutkan servis ke bengkel afiliasi Agensi Tunggal Pemegang Merk (ATPM) tersebut. Contohnya seperti bengkel “A” khusus bagi mobil merek “A,” bengkel “B” untuk mobil merek “B,” serta bengkel “C” buat mobil merek “C,” dan seterusnya.
Namun, dalam praktiknya, banyak juga kita jumpai pemilik mobil atau motor merk “A”, “B”, atau lainnya, yang memilih untuk membawa kendaraan mereka ke bengkel umum di luar sektor formal untuk servis.
Hal tersebut dapat terwujud, bergantung pada pertimbangan konsumen atau pemilik kendaraan itu sendiri. Beberapa orang mengutamakan biaya layanan perbaikan, beberapa lagi lebih mementingkan durasi pelayanan yang singkat, sebagian besar berdasarkan tingkat kepercayaan, dan yang lainnya memiliki pertimbangan di bidang lainnya.
Terdapat beberapa pemilik kendaraan baru yang memilih bengkel resmi berdasarkan promo. Misalkan saja para pemegang kendaraan baru merk “A”. Jika mereka melaksanakan servis di bengkel resmi “A”, maka layanan ini bisa gratis hingga batas kilometer tertentu. Selain itu, ada pula orang-orang yang menggunakan jasa bengkel resmi dari merk “A” karena ingin memastikan bahwa kendaraannya mendapatkan perawatan yang aman serta berkualitas.
Di sisi lain, sebagian pengguna mobil jenis “A” juga lebih cenderung ke arah bengkel resmi bukan hanya untuk alasan tadi tetapi juga dikarenakan rasa khawatir atau ketakutan jika membawa kendaraannya ke bengkel biasa. Mereka percaya kalau hasil servis dari bengkel luar tidak sesuai harapan, hal ini dapat menjadi masalah nantinya ketika mereka harus kembali mengurus maintenance. Rasa was-was ini timbul karena khawatir bengkel resminya menolak memberi layanan ulang akibat dampak negatif dari servis awal yang dilakukan oleh bengkel umum.
Di sisi lain, banyak juga kita jumpai pemilik kendaraan baru yang memilih untuk servis di bengkel umum karena beberapa alasan. Mereka mungkin menginginkan kecepatan dalam proses servis atau berpendapat bahwa hasil kerjanya akan sama baiknya seperti servisan di bengkel resmi maupun bengkel umum. Ada pula orang-orang yang percaya bahwa sang mekanik dari bengkel umum pernah bekerja di bengkel resmi tersebut sehingga memiliki pengetahuan dan keterampilan setarap. Selain itu, faktor harga layanan yang jauh lebih murah dibandingkan bengkel resmi menjadi salah satu pertimbangan utama bagi mereka.
Pengalaman.
Berdasarkan pengamatan, terkadang pelanggan atau pemilik mobil justru banyak yang mengambil layanan dari bengkel umum nonformal dikarenakan tarif servisnya cenderung lebih murah daripada bengkel resmi.
Ini dapat terjadi sebab bengkel resmi umumnya telah menentukan tarif layanan tetap untuk tipe perawatan tertentu. Apalagi, biasanya bengkel resmi enggan memperbaiki komponen kendaraan yang cacat dan cenderung langsung menukar bagian tersebut dengan yang baru. Oleh karena itu, wajar jika ketika petugas menghitung biaya layanan, hasilnya menjadi jumlah minimal berada di kisaran beberapa juta rupiah.
Berbeda dengan bengkel tak resmi atau bengkel umum yang beroperasi dalam skema informal, ketika pemilik mobil melaksanakan servis, mereka sering kali diajak pilihan antara mengganti komponen rusak tersebut atau hanya memperbaikinya. Apabila diputuskan untuk gantilah, ada tawaran apakah akan menggunakan spare part original atau versi KW. Umumnya bagi pemilik kendaraan yang memiliki batasan anggaran, kebanyakan cenderung memilih perbaikan saja; dan meski tetap harus diganti, mereka mungkin mencari opsi spare part KW. Ditambah lagi biaya layanan yang relatif lebih murah dari bengkel-bengkel formal. Karena alasan ini, wajarlah jika pengguna kendaraan merasa bahwa melakukan servis di bengkel informalmaka dapat membantu menghemat pengeluaran secara signifikan.
Pengalaman sang penulis terjadi ketika dia membeli sebuah mobil dengan merk tertentu. Penjual ternyata cuma memberikan satu buah remot untuk kuncinya serta satu lagi kunci cadangan tapi tak ada remotnya. Meski begitu, si penulis tetap menerimanya karena saat itu adalah pengalamannya pertama kalinya mengendarai jenis mobil tersebut. Sebelumnya, kendaraan yang biasa dipakainya hanyalah tipe-tipe mobil populer di jalanan; dealer tempat beliaunya mendapatkannya selalu menyertakan remot untuk kedua-duanya – kunci utamanya maupun kuncinya cadangannya.
Suatu hari, kunci remot miliknya macet. Tanpa ragu, dia langsung menuju bengkel resmi merk mobil tersebut dan minta agar dicheck. Di sana, teknisi menjelaskan bahwa meskipun baterainya telah diganti, kunci remot ayahnya tetap tak bekerja; menurut mereka perlu digantikan dengan yang baru. Dia kemudian bertanya tentang harga penggantian ini, jawabannya berkisar antara dua juta rupiah ditambah biaya servis. Hal ini membuat dia kebingungan sehingga dia pun sempat menggunakan kunci biasa saja tanpa remot.
Beberapa waktu setelah itu, dia mencoba secara acuh pada salah satu tukang servic mobil non-resmi untuk check kondisi kuncinya. Si tukang membuka mata baginya: ternyata masalahnya cuma kosongnya baterry dari kunci remot tersebut. Begitu ganti batery, kunci remot si Ayah dapat dipergunakan lagi seperti semula.
Maka dia berhasil mendapat layanan yang sangat terjangkau, cukup dengan menukar batrai padaremote control-nya saja, sehingga kunci remote dapat dipakai lagi. Sangat efisien, karena hanya butuh beberapa menit dan biaya yang dikeluarkannya hanyalah setengah dari satu persen dari harga ganti kunci original di bengkel resmi merk mobil itu. Sungguh luar biasa, kan? Dia malahan kecewa dengan pelayanan bengkel resminya!
Itulah yang terjadi! Itulah kenyataannya! Tak bisa dipungkiri, pengalaman ini sungguh bernilai dan menunjukkan bahwa konsumen perlu waspada serta lebih teliti saat melakukan pembelian.
Selanjutnya adalah tentang pengalaman, yaitu ketika kita membeli spare part original dari luar sana, sebab di bengkel resmi tidak tersedia. Mereka enggan menginstal spare part original yang telah dibeli oleh kita sendiri karena alasan harga yang lebih rendah atau mungkin spare part itu benar-benar tak ada di tempat mereka. Ketika kita minta agar tetap dipasangkan, tiba-tiba menjadi tidak dapat dilakukan! Petugas kemudian menunjukkan kepada kita untuk pergi ke bengkel umum saja.
Apa Yang Harus Dilakukan?
Periksa secara menyeluruh sebelum bertransaksi, pastikan untuk menanyakan semua hal mengenai item yang akan Anda dapatkan ketika membeli mobil dari merek apapun, ini juga mencakup kunci kendaraan yang akan diberikan kepada Anda.
Saat melaksanakan servis, penting untuk menyebutkan apabila layanan tersebut diberikan secara cuma-cuma di bengkel resmi. Hal ini dikarenakan biasanya bengkel resmi telah menerapkan pola pembayaran tertentu bagi kendaraan baru mereka. Meski begitu, kami tetap perlu mengonfirmasi tentang komponen mana saja yang benar-benar bebas biaya. Misalnya ketika proses pergantian minyak mesin, sering kali oli-nya dibeli terpisah sementara jasa gantinya tanpa dipungut biaya tambahan. Dengan kata lain, istilah ‘gratis’ dalam hal ini agak kurang tepat dan lebih baik membawa kendaraan Anda ke bengkel non-resmi tempat biaya satu paket mencakup kedua item tersebut, sesuai dengan praktik banyak pemilik mobil saat ini.
Namun, apabila telah dikonfirmasi dengan bengkel bahwa layanan gratis tersebut mencakup segala jenis servis yang mereka tawarkan, maka kita memiliki hak untuk meminta atau menerima hal itu. Jika tidak demikian, kita dapat mengajukan keluhan.
Setelah itu, tak ada salahnya juga kami mencoba mengandalkan bengkel umum serta penyedia aksesories mobil dari sektor informal, apabila kualitas servisenya cukup baik. Berdasarkan pengalaman pribadi, melakukan servise seperti menggantikan minyak mesin dan membeli atau menukar komponen pendukung di bengkel umum yang beroperasi secara informal ternyata sangat memuaskan. Selain itu, tujuan ini bisa menjadi bentuk dukungan untuk meningkatkan bisnis tersebut, mungkin hal serupa dapat terjadi pada Anda juga. Mudah-mudahan!!!!!