Kembali Memunculkan Kejayaan Jeruk Segeran di Kabupaten Indramayu
Pemerintah Kabupaten Indramayu kembali mengambil langkah strategis untuk membangkitkan kembali kejayaan jeruk Segeran, salah satu komoditas hortikultura yang pernah menjadi ikon wilayah pada dekade 1990-an. Upaya ini dilakukan melalui berbagai program dan pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas petani serta memperkuat sektor agribisnis lokal.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Indramayu, Sugeng Heriyanto, menjelaskan bahwa pelatihan teknis yang digelar tidak hanya bertujuan sebagai sarana edukasi, tetapi juga sebagai wadah penguatan kemampuan para petani dalam budidaya jeruk yang lebih efisien dan sesuai dengan permintaan pasar. Ia menekankan bahwa upaya ini bukan sekadar nostalgia, melainkan langkah nyata untuk mendorong kemandirian ekonomi masyarakat.
“Jeruk Segeran harus kembali menjadi simbol kekuatan agribisnis lokal. Kami ingin memastikan bahwa komoditas ini tidak hanya menjadi kenangan masa lalu, tetapi menjadi bagian dari pengembangan ekonomi yang berkelanjutan,” ujar Sugeng.
Selain pelatihan teknis, pemerintah juga memberikan bantuan berupa sarana produksi pertanian, seperti benih jeruk unggul, pupuk organik dan anorganik, serta alat pendukung lainnya. Tujuannya adalah untuk memastikan proses budidaya berlangsung secara berkelanjutan dan meningkatkan kualitas serta produktivitas hasil panen.
“Sektor pertanian menjadi prioritas utama kami. Jeruk Segeran adalah identitas yang harus kita bangkitkan kembali,” tambah Sugeng.
Camat Juntinyuat, Rusyad Nurdin, menyambut baik inisiatif revitalisasi lahan pertanian jeruk Segeran sebagai langkah strategis dalam menghadapi tantangan pembangunan wilayah pesisir. Menurutnya, jeruk ini dulu tidak hanya terkenal secara lokal, tetapi juga pernah menjangkau pasar regional. Ia berharap kondisi tersebut bisa kembali hadir.
“Model pendekatan berbasis pelatihan dan pemberian fasilitas produksi ini memberi harapan baru bagi petani. Kami akan mendukung penuh pengembangan sentra jeruk melalui kolaborasi lintas instansi serta partisipasi aktif kelompok tani,” jelas Rusyad.
Di lapangan, respons petani sangat positif. Salah satu petani dari Segeran Kidul menyampaikan antusiasmenya terhadap dukungan pemerintah yang kini mulai menyentuh kebutuhan dasar mereka. Ia optimistis bahwa dengan pelatihan dan pendampingan, jeruk Segeran dapat kembali bersaing di pasar hortikultura.
“Dulu jeruk ini menjadi sumber penghidupan utama warga. Kami senang pemerintah kembali turun tangan. Ini menjadi energi baru bagi kami,” ujarnya.
DKPP Indramayu memiliki target terbentuknya kembali sentra produksi jeruk yang dapat terintegrasi dengan rantai pasok, mulai dari on-farm hingga off-farm. Potensi kerja sama dengan UMKM pengolah hasil panen dan distributor regional juga sedang dipertimbangkan.
Ekonom lokal menilai langkah ini relevan dengan strategi penguatan ekonomi berbasis potensi desa. Dengan dukungan teknologi dan pemasaran digital, komoditas seperti jeruk Segeran dinilai memiliki peluang ekspansi yang cukup besar jika dikelola secara sistematis.
“Selain memperkuat ketahanan pangan, model semacam ini dinilai dapat menciptakan lapangan kerja di sektor pertanian dan agrowisata. Ke depan, Pemkab Indramayu akan terus memantau efektivitas program ini dan membuka peluang replikasi di desa-desa lain yang memiliki kesamaan potensi,” kata ekonom tersebut.