– Indonesia ditargetkan mampu memiliki kekuatan pertahanan mandiri dan netral. Di gelaran Indo Defence 2024, Republikorp fokus dalam pengenalan visi strategis jangka panjang dalam memajukan industri pertahanan nasional, melalui pendekatan teknologi mutakhir dan kolaborasi global berkesinambungan.
Founder Republikorp Norman Joesoef mengatakan, pihaknya mendorong aliansi pertahanan yang berimbang, terutama dengan negara-negara yang memiliki kesamaan visi dalam pengembangan teknologi militer. Langkah ini bisa diwujudkan melalui percepatan alih teknologi dan peningkatan sumber daya manusia.
“Penguatan pertahanan nasional selain berasal dari dukungan masyarakat sendiri juga membutuhkan sumber teknologi dari berbagai pihak. Republikorp hadir menjadi ruang kerja sama industri yang berdaya saing, meningkatkan kapasitas sumber daya manusia, serta berfokus pada hasil konkret,” ujar Norman, Sabtu (14/6).
Dia menyampaikan, Indonesia harus menyadari bahwa wilayahnya rawan terdampak konflik kawasan. Sebab, secara geografis Indonesia terletak di jalur strategis Indo-Pasifik.
Untuk itu, sistem pertahanan nasional harus diperkuat. Sehingga, ketika dampak konflik meluas, Indonesia mampu mengatasinya dengan baik.
Selain itu, Republikorp juga menggelar Talkshow yang selaras dengan Konsep Trisula Nusantara mengenai penguatan teknologi pertahanan siber. Republikorp menggandeng PENSIEVE, Sebuah perusahaan berbasis Artificial Intelligence (AI). Talkshow ini mengupas lebih dalam tentang teknologi mampu menyatukan dan mengintegrasikan komando sehingga meningkatkan efisiensi sistem pertahanan khususnya di Indonesia.
Wakil Kepala Staf Angkatan Laut (Wakasal), Laksamana Madya TNI Erwin S. Aldedharma dan Rektor Universitas Pertahanan (Unhan), Letnan Jenderal TNI (Purn) Anton Nugroho meninjau langsung kegiatan tersebut.