news  

Indeks Wall Street Melonjak Didorong Saham Nvidia dan Teknologi AS

Indeks Wall Street Melonjak Didorong Saham Nvidia dan Teknologi AS

Kenaikan Indeks Bursa Wall Street Didorong oleh Saham Nvidia dan Optimisme Teknologi

Pada perdagangan saham Rabu (9/7), indeks bursa Wall Street di Amerika Serikat (AS) mengalami kenaikan yang signifikan. Hal ini terutama didorong oleh lonjakan harga saham perusahaan teknologi, khususnya Nvidia, yang mencetak rekor kapitalisasi pasar. Penurunan kekhawatiran terhadap ketidakpastian politik dan ekonomi seolah-olah tidak mengganggu investor dalam memperkuat posisi mereka di pasar modal.

Indeks Nasdaq mencatatkan kenaikan sebesar 0,94% dan menempati level penutupan tertinggi sepanjang sejarah, yaitu 20.611,34. Sementara itu, indeks S&P 500 juga menguat sebesar 0,61% dengan angka 6.263,26. Penguatan ini juga terjadi pada indeks Dow Jones Industrial Average yang bertambah 217,54 poin atau 0,49% menjadi 44.458,30. Pergerakan positif ini menunjukkan bahwa pasar sedang berada dalam kondisi optimis meskipun ada ancaman dari kebijakan tarif yang dikeluarkan oleh Presiden AS Donald Trump.

Saham Nvidia mengalami kenaikan sebesar 1,8% dan sempat menembus ambang batas kapitalisasi pasar sebesar US$ 4 triliun. Ini menjadikannya sebagai perusahaan publik pertama yang mencapai level tersebut. Selain itu, saham-saham teknologi besar lainnya seperti Meta Platforms, Microsoft, dan Alphabet juga turut naik, menandai kembali minat investor terhadap sektor kecerdasan buatan (AI).

Pergerakan Pasar yang Variatif Usai Kepastian Tarif Trump Berlaku

Meskipun ada kekhawatiran terhadap kebijakan perdagangan AS, pasar tetap menunjukkan tanda-tanda penguatan. Presiden Trump telah mengumumkan adanya tarif baru terhadap produk dari beberapa negara, termasuk Filipina dan Irak. Tarif ini merupakan kelanjutan dari kebijakan serupa terhadap 14 negara lain seperti Korea Selatan, Jepang, hingga Indonesia. Tarif baru ini akan mulai berlaku pada 1 Agustus dengan kisaran antara 20% hingga 40%.

Selain itu, Trump juga menyampaikan kebijakan tarif sebesar 50% atas impor tembaga, serta kemungkinan penerapan tarif hingga 200% terhadap obat-obatan impor dalam waktu satu hingga satu setengah tahun ke depan. Meski demikian, para ahli investasi percaya bahwa pasar saat ini cenderung mengabaikan ancaman tarif tersebut karena masih melihat peluang untuk negosiasi dan kesepakatan.

Menurut Ross Mayfield dari Baird, tenggat waktu penerapan tarif pada 1 Agustus kemungkinan akan diperpanjang. Ia menilai bahwa jika tarif tersebut benar-benar diterapkan tanpa adanya perubahan, maka pasar mungkin tidak akan berada di level tertingginya saat ini. Dengan begitu, investor tetap optimis meskipun ada ancaman dari kebijakan tarif yang bisa memengaruhi stabilitas pasar.