Pengorbanan seorang ibu hamil di Semarang dan empat anggota keluarganya meninggal dalam kebakaran.
Tidak ada teriakan minta pertolongan saat kebakaran terjadi.
Support kami, ada hadiah spesial untuk anda.
Klik di sini: https://indonesiacrowd.com/support-bonus/
Mereka semua tidak terlihat berusaha meninggalkan rumah.
Namun pada saat itu, penduduk melihat api telah membesar dan menghancurkan rumah yang ditempati oleh para korban.
Kebakaran besar terjadi di Jalan Pesanggrahan Raya, Kelurahan Mlatibaru, Semarang Timur, Kota Semarang pada Jumat (25/7/2025) pagi.
Support us — there's a special gift for you.
Click here: https://indonesiacrowd.com/support-bonus/
Api besar menghancurkan rumah nomor 25/27 RT 6 RW 2, kelurahan Mlatibaru sekitar pukul 02.20 WIB.
Di dalam video yang beredar, api besar meluap ke langit.
Seluruh bagian rumah telah terbakar oleh api.
Beberapa warga terlihat menuang air dari ember ke arah rumah.
Petugas pemadam kebakaran sudah tiba di lokasi untuk melakukan pemadaman.
Kecelakaan ini menyebabkan pemilik rumah meninggal.
Korban jiwa terdiri dari seorang ibu yang sedang mengandung dan empat anggota keluarga lainnya.
Identitas korban adalah:
1. Aminah (65)
2. Amalia (33) sedang dalam keadaan hamil
3. Muhamad Aditya (14)
4. Kimora Azzalea Rachmadi (4)
5. Saidah (55) adalah saudara perempuan Aminah.
Peristiwa kebakaran tersebut pertama kali diketahui oleh dua penduduk bernama Ramadhan Anggoro (24) dan Fadillah Rizky Ariyanto (20).
Keduanya melihat asap hitam dan puing-puing api dari rumah korban.
Mereka langsung berteriak meminta bantuan dan menghubungi petugas pemadam kebakaran.
Delapan unit mobil pemadam kebakaran dikerahkan untuk memadamkan api.
Api berhasil dipadamkan sekitar pukul 03.15 WIB.
Sayangnya, penghuni rumah tidak dapat diselamatkan karena terjebak dalam kebakaran.
Kebakaran diduga disebabkan oleh kabel optik yang bersentuhan dengan kabel listrik, sehingga menimbulkan hubungan pendek.
Kakak: Saya Hanya Bisa Berteriak
Dengan mata merah dan suara serak, Abdul Wahid (69) masih kesulitan mempercayai apa yang ia lihat pada dini hari Jumat, (25/7/2025).
Rumah di samping tempat dia tinggal, yang juga ditempati oleh dua saudara kandungnya dan tiga keponakannya, telah berubah menjadi kobaran api.
Tidak ada suara, tidak ada tanda-tanda mereka berusaha untuk keluar. Semua hilang dalam hitungan menit.
“Yang tahu awalnya adalah istri saya yang lebih dulu merasa panas. Saya ikut bangun, lalu berlari keluar rumah. Api sudah besar. Saya hanya bisa berteriak meminta bantuan,” kata Abdul Wahid.
Ia berdiri tidak jauh dari sisa bangunan rumah berwarna kuning di Jalan Pesanggrahan Raya No. 25/27, Kelurahan Mlatibaru, Kecamatan Semarang Timur.
Rumah tersebut kini hanya tinggal abu, debu, dan beberapa peralatan serta barang yang rusak akibat kebakaran.
“Ia langsung berteriak meminta pertolongan,” katanya dengan lemah.
Bersama masyarakat, ia berusaha memadamkan api menggunakan ember dan selang. Namun nyala api berkembang terlalu cepat.
“Menyiram-nyiram, tapi tetap menyala terus, itu di sebelah kanan ada pintu yang menghubungkan ke sana coba patahkan sambil teriak memanggil tapi tidak ada suara,” katanya.
Wahid tinggal persis di seberang rumah yang sedang terbakar. Ia dan istrinya berhasil selamat karena lebih dulu terbangun akibat panas yang menyebar melalui dinding rumah.
Namun, berbeda dengan lima penghuni rumah tersebut, yaitu Aminah (65), Saidah (55), Amalia (33) yang sedang mengandung, Muhamad Aditya (14), dan Kimora Azzalea (4) yang semuanya ditemukan di dalam kamar, tidak sempat menyelamatkan diri.
“Itu adik saya yang dua orang dan tiga anak. Semua sedang di kamar. Tidak sempat keluar,” kata Wahid.
“Kamarnya pernah dipukul, tapi tidak terbuka,” jelasnya.
Ia mengatakan bahwa korban merupakan adik ke-3 dan ke-4 dari enam bersaudara. Sementara kakak pertama dan kedua, termasuk Wahid sendiri, kini hanya mampu berduka.
Artikel ini sudah tayang diTribunJateng.com
(*/)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti pula informasi lainnya diFacebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan