Hindari Kopi! Ini Dia Daftar Orang yang Sebaiknya Batasi Konsumsi Kaffein

Hindari Kopi! Ini Dia Daftar Orang yang Sebaiknya Batasi Konsumsi Kaffein





,


Jakarta



Kopi
telah menjadi minuman andalan banyak orang, baik untuk menemani aktivitas kerja maupun mengawali hari dengan hangat. Selain membantu meningkatkan fokus dan energi, kopi juga dikaitkan dengan sejumlah manfaat kesehatan.

Beberapa studi menyebutkan bahwa kopi dapat menurunkan risiko
kanker prostat
, gagal jantung, hingga gangguan pendengaran. Bahkan, kopi jenis dark roast disebut dapat membantu proses penurunan berat badan.

Namun, di balik manfaatnya, kopi juga dapat menimbulkan efek samping tertentu, terutama bagi orang-orang dengan kondisi kesehatan tertentu. Dalam beberapa kasus, konsumsi kopi perlu dibatasi, bahkan dihindari sepenuhnya. Siapa saja yang sebaiknya tidak mengonsumsi kopi?


1. Individu dengan Metabolisme Lambat

Mereka yang memiliki metabolisme lambat cenderung mengalami gangguan tidur setelah mengonsumsi kopi. Setiap orang memproses kafein secara berbeda. Pada individu dengan metabolisme lambat, tubuh tidak dapat memecah kafein secara efisien, sehingga efek stimulan dari kafein bisa berlangsung hingga sembilan jam, menyebabkan susah tidur, rasa gelisah, atau kewaspadaan berlebihan. Sebaliknya, orang dengan metabolisme cepat biasanya hanya merasakan dorongan energi sesaat tanpa efek samping berkepanjangan.


2. Pengidap Gangguan Kecemasan

Bagi orang yang mengalami gangguan kecemasan atau memiliki riwayat serangan panik, minum kopi justru dapat memperburuk kondisi mental. Kandungan kafein dalam kopi dapat menstimulasi sistem saraf dan mempercepat detak jantung, yang pada akhirnya dapat meningkatkan gejala kecemasan seperti gugup, gelisah, dan kesulitan fokus.


3. Ibu Hamil

Wanita hamil sebaiknya membatasi konsumsi kafein karena berisiko terhadap kehamilan dan janin. Menurut

American College of Obstetrics and Gynecology

, batas aman konsumsi kafein untuk ibu hamil adalah maksimal 200 miligram per hari—setara dengan sekitar dua cangkir kopi. Anjuran ini bertujuan untuk mengurangi risiko komplikasi seperti keguguran, kelahiran prematur, dan bayi dengan berat badan rendah.

“American College of Obstetrics and Gynecology menyarankan agar wanita hamil membatasi konsumsi kafein hingga 200 miligram per hari (sekitar 2 cangkir kopi) untuk mengurangi risiko keguguran, persalinan prematur, dan bayi lahir dengan berat rendah,” ujar Sue Heikkinen, ahli diet di

My Net Diary

.

Namun, pandangan ini masih menjadi perdebatan. Sebuah tinjauan pada 2020 yang dipublikasikan dalam British Journal of Medicine menyebutkan bahwa tidak ada jumlah konsumsi kafein yang benar-benar aman selama masa kehamilan. Artinya, meskipun konsumsi kopi dalam jumlah kecil mungkin dianggap wajar, sebagian ahli tetap menyarankan agar ibu hamil mempertimbangkan untuk menghindarinya sepenuhnya demi keamanan janin.


4. Penderita Sindrom Iritasi Usus Besar

“Kafein bisa merangsang aktivitas usus, termasuk meningkatkan risiko diare, yang merupakan gejala utama sindrom iritasi usus besar (IBS),” ujar Angel Planells, ahli gizi dari Seattle. “Oleh karena itu, jika Anda menderita IBS, disarankan untuk mengurangi atau menghindari minuman berkafein.”


5. Pengidap Penyakit Jantung Bawaan Seperti Aritmia

Kafein yang terkandung dalam kopi bisa memicu lonjakan sementara pada tekanan darah dan detak jantung. Efek ini bisa menjadi masalah serius bagi orang yang memiliki kondisi jantung bawaan.

Ahli diet dan konsultan nutrisi dari Lose It!, Kelli McGrane, menjelaskan bahwa individu dengan riwayat penyakit jantung sebaiknya tidak sembarangan mengonsumsi kopi. Mereka disarankan untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan tenaga medis guna mengetahui apakah konsumsi kopi aman bagi kondisi mereka serta berapa takaran yang diperbolehkan. Dengan demikian, mereka bisa tetap menikmati kopi tanpa mengorbankan kesehatan jantungnya.


6. Ibu Menyusui

Karena kafein bersifat stimulan dan memiliki efek diuretik, ada kekhawatiran bahwa konsumsinya dapat menyebabkan ibu menyusui mengalami dehidrasi. Karena itu, American Pregnancy Association menganjurkan agar ibu menyusui sebisa mungkin membatasi, bahkan menghindari konsumsi kafein selama masa menyusui demi menjaga kesehatan ibu dan bayi.


7. Penderita Gangguan Tidur

Mereka yang mengalami kesulitan tidur kerap mengandalkan kopi agar tetap terjaga dan berenergi. Sayangnya, kebiasaan ini justru bisa memperparah gangguan tidur yang dialami. Minum kopi di sore atau malam hari berisiko mengganggu kualitas tidur. Untuk menghindarinya, disarankan tidak mengonsumsi kafein setidaknya enam jam sebelum waktu tidur.


8. Penderita Diare

Bagi sebagian orang, kopi pagi bisa membantu merangsang buang air besar. Namun, jika sedang mengalami diare, efek ini justru bisa memperburuk kondisi. Meskipun kopi tanpa kafein mungkin lebih aman, minuman panas secara umum tetap dapat merangsang aktivitas usus.


9. Anak di Bawah 12 Tahun

Anak-anak lebih rentan terhadap efek kafein, bahkan dalam jumlah kecil. Konsumsi kafein pada anak bisa memicu peningkatan detak jantung, rasa cemas, gangguan konsentrasi, hingga sakit perut, sehingga sebaiknya dihindari.


10. Penderita GERD

Kafein dapat melemahkan otot sfingter esofagus bagian bawah, yaitu katup yang mencegah asam lambung naik ke kerongkongan. Hal ini bisa memicu atau memperburuk gejala penyakit asam lambung (
GERD
).


Yayuk Widiyarti, Mila Novita,

dan


Sharisya Kusuma Rahmanda


berkontribuis dalam penulisan artikel ini.