Perdebatan Menyebarkan Kekacauan di Media Sosial
Sebuah video yang menampilkan Silfester Matutina, relawan dari Jokowi, menyerang mantan Danjen Kopassus, Mayjen Purn TNI Soenarko, telah menjadi viral di media sosial. Dalam video tersebut, Silfester mengungkapkan pernyataan yang dinilai kasar terhadap Soenarko, yang dikenal sebagai tokoh penting dalam militer.
Dalam video yang beredar, Silfester menyebut Soenarko dengan istilah “kumis tebal” dan menantangnya agar tidak takut. Ia juga menyebut bahwa Soenarko pernah ditangkap karena kasus makar. “Kau ini dulu ditangkap karena kasus makar. Bawa senjata, ya Soenarko ini. Soenarko sama Suharto (Letjen Mar Purn) kamu yang menggeruduk KPU,” ujarnya.
Silfester juga mengkritik upaya 300 purnawirawan TNI yang ingin memakzulkan Wapres Gibran. Ia menegaskan bahwa mereka tidak akan takut dan bahwa jumlah pemilih Prabowo-Gibran jauh lebih besar dibanding jumlah purnawirawan tersebut. “Kalian tuh hanya 300 orang ya, dibanding 96 juta pemilih Prabowo-Gibran. Dan kalian itu tidak sampai 1 TPS,” katanya.
Ia juga mengungkit jasa Luhut Binsar Pandjaitan yang membebaskan Soenarko dari kasus makar. Soenarko diduga melanggar hukum terkait keamanan negara atau makar terkait aksi pengepungan KPU pada 22 Mei. Selain itu, ia dijerat beberapa pasal dalam UU Nomor 1 Tahun 1946 dan Pasal 163 bis Jo Pasal 146 tentang Kejahatan Terhadap Ketertiban Umum.
Soenarko sempat ditahan oleh Puspom TNI di Rutan POM Guntur, Jakarta Selatan. Dalam video tersebut, Silfester menegaskan bahwa Soenarko bukanlah lawan yang sebanding. “Jangan kau coba-coba mau mengadu domba, mau merevolusi, kalian siapa. Kan Soenarko kau ditahan kan, atas kebaikan Pak Luhut sebagai jaminan akhirnya kamu bebas.”
Reaksi dari Para Purnawirawan
Pernyataan Silfester mendapat reaksi keras dari para pendukung Soenarko, terutama dari kalangan purnawirawan. Dalam video yang beredar, sejumlah orang yang mengaku sebagai purnawirawan TNI dengan ikat kepala merah tampak marah kepada Silfester. Mereka menilai pernyataan Silfester sebagai bentuk penghinaan terhadap senior militer.
“Jangan kau pecah belah bangsa ini hanya karena perbedaan pendapat,” kata salah satu orang dalam video. Mereka mengklaim siap berkorban untuk menjaga keutuhan NKRI, tetapi tidak terima dengan apa yang dilakukan Silfester kepada senior mereka.
Mereka juga mengatakan akan mengejar Silfester untuk meminta pertanggungjawaban. “Tapi untuk orang sepertimu Silfester, jika kau masih melontarkan penghinaan kepada pimpinan kami, ke lubang semut pun pasti kami cari,” ujarnya tegas.
Para purnawirawan menegaskan bahwa mereka bukan tipe orang yang mudah diremehkan dan akan bertindak tegas jika Silfester kembali menyerang senior militer tersebut. “Kami bukanlah ayam sayur, kami adalah ayam petarung. Sampai titik darah penghabisan kami cari kau,” tandasnya.
Penjelasan dari Orang Dekat Soenarko
Orang dekat Soenarko, Kolonel TNI (Purn) Sri Radjasa Chandra, mencoba menenangkan amarah para prajurit. Menurut Sri Radja, Silfester bukan lawan sebanding eks petinggi Kopassus tersebut. “Sejak Silfester itu membuat video yang sangat mencederai perasaan kemudian prajurit banyak yang menghubungi saya, marah, mungkin ratusan lah. Tapi saya bilang (ke mereka), ‘kita enggak perlu marah dan itu bukan kelas kita.'”
Sri Radja mengatakan bahwa jika amarah para prajurit tidak diredam, maka kemungkinan besar kegaduhan akan terjadi. “Hampir-hampir mereka mau membuat kegaduhan, anggota-anggota ini,” katanya.
Menurut Sri Radja, Soenarko sudah melihat sendiri video Silfester yang menghinanya. Namun, Soenarko memilih untuk tidak meladeninya. “Sudah (Soenarko lihat videonya), responsnya pertama kali bukan kaget ya, melihat ini sebagai suatu hal yang tidak mengedepankan demokrasi.”
Soenarko, kata Sri Radja, tidak berminat untuk mengambil langkah hukum. Ia lebih memilih diam ketimbang meladeni Silfester. “Perilaku dia (Silfester) selalu seperti itu, mencoba menjadi jagoan, tapi orang nganggap dia bukan siapa-siapa.”