Tolitoli — Aroma kewaspadaan menyelimuti Lapas Tambun. Polsek Baolan mengambil langkah cepat dan tegas demi mencegah tragedi pelarian massal seperti yang terjadi di Lapas Nabire, Papua, beberapa waktu lalu.
Wakapolsek Baolan IPTU Subroto mengungkapkan, kegiatan pengamanan ekstra ini dilakukan menyusul insiden yang mengguncang dunia pemasyarakatan nasional. “Pada awal Juni, 19 narapidana di Nabire menyerang petugas sipir dan melarikan diri melalui pintu utama. Sebagian dari mereka terafiliasi dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB),” ujarnya.
Belajar dari peristiwa itu, Polsek Baolan langsung bergerak. Atas permintaan resmi dari pihak Lapas melalui surat perintah Dirjen PAS dengan nomor WP 24 PAS PAS 5-PK08 02-152, patroli sambang lapas kini menjadi agenda harian.
Memasuki hari kedua, Rabu (11/6/2025), empat personel pilihan diterjunkan ke Lapas Tambun. Mereka adalah AIPTU Daud Patana, AIPTU Resky, AIPDA Abustan, dan BRIPKA Emil. Keempatnya dipilih karena dinilai memiliki pengalaman dan kemampuan menghadapi situasi tak terduga di lingkungan pemasyarakatan.
“Kita tidak ingin kecolongan. Pengawasan ketat di lapas harus terus berjalan, apalagi mengingat kompleksitas warga binaan yang ada,” tegas IPTU Subroto.
Namun demikian, IPTU Subroto juga menegaskan bahwa kondisi sosial narapidana di wilayah hukum Tolitoli berbeda dengan yang terjadi di Nabire. “Setiap lapas punya karakteristik masing-masing. Karena itu, kami tetap berkoordinasi erat dengan pihak lapas untuk membaca situasi,” imbuhnya.
Terkait sampai kapan pengamanan khusus ini akan berlangsung, IPTU Subroto menjelaskan bahwa semuanya akan bergantung pada perkembangan situasi. “Kami tetap memantau. Jika kondisi sudah benar-benar kondusif, maka intensitas pengamanan bisa disesuaikan,” tutupnya.
Langkah antisipasi Polsek Baolan ini menjadi bagian dari komitmen menjaga stabilitas keamanan dan mencegah munculnya gejolak yang bisa berujung pada insiden berbahaya.