Heboh di Filipina! Presiden Marcos Maksa Seluruh Menteri Berhenti Pasca Kegagalan Menyakitkan dalam Pemilu

Manila –

Presiden Filipina Ferdinand Romualdez Marcos menciptakan kejutan besar dengan pernyataannya yang tak terduga kepada publik, menyusul hasil yang tidak memuaskan dari pemilihan umum tanggal 12 Mei kemarin. Secara dramatis, Marcos memberikan instruksi agar semua anggota kabinetnya mundur secara sukarela, pengumuman ini disampaikan melalui Kantor Komunikasi Presiden (PCO) pada hari Kamis, 22 Mei.

Tindakan ini dilakukan setelah hanya enam calon senator yang mendapat dukungan Marcos berhasil merebut tempat duduk—suatu hasil yang berbeda jauh dari harapan semula. Kegagalan ini mengakibatkan penilaian ulang atas performa kabinet yang dipandang tidak sesuai dengan arah baru pemerintahan.

“Langkah tersebut menjadi penanda perubahan jelas dari tahap awal kepemimpinan ke arah pendekatan yang lebih spesifik dan berorientasi pada hasil,” demikian disampaikan dalam pernyataan resmi PCO.

Menurut PCO, perombakan luas ini dimaksudkan agar Presiden Marcos memiliki kesempatan untuk menilai efisiensi masing-masing departemen dan mengalihkan fokus kebijakannya sesuai dengan tujuan-tujuan utama rezimnya yang baru.

PCO juga menggarisbawahi bahwa penyelenggaraan layanan umum akan terus beroperasi dengan lancar dan tidak terganggu sepanjang periode peralihan saat ini.

Marcos, yang dipilih pada 2022, masih mempunyai tiga tahun tersisa untuk melengkapi periode jabatannya yang tunggal hingga akhir tahun 2028. Akan tetapi, hasil dari pemilihan umum susulannya dengan jelas merupakan pukulan keras terhadap legitimasi politiknya serta mengindikasikan adanya tantangan signifikan dalam menjaga kesinambungan dan dukungan politik di masa mendatang.

Tindakan tak terduga ini menciptakan spekulasi besar seputar siapa saja menteri yang bakal “terdepak” serta siapa yang akan ditunjuk untuk menduduki posisi penting di dalam kabinet baru Marcos.

Berkat tekanan dari publik serta hasil pemilihan umum yang kurang menggembirakan, Filipina saat ini sedang melihat tahap berikutnya dalam perubahan kekuatan kekuasaan di era kepemimpinan Marcos. ***