.CO.ID –
Harga minyak menurun di awal perdagangan Selasa (13/5), menyusul peningkatan ke level tertinggi dalam dua minggu pada hari sebelumnya.
Penurunan terjadi setelah Kesepakatan antara Amerika Serikat (AS) dan Cina untuk mengurangi sementara bea masuk, hal ini menimbulkan harapan bahwa konflik perdagangan diantara kedua negara dengan perekonomian terbesar di dunia tersebut mulai mereda.
Amerika Serikat dan Tiongkok telah menyepakati pengurangan tarif yang berlaku selama minimal 90 hari ini, hal tersebut memicu kenaikan signifikan di pasar saham Wall Street, nilai dolar Amerika Serikat, serta harga minyak mentah pada hari Senin.
Akan tetapi, konflik dasar yang menjadi sumber perbedaan pendapat masih belum teratasi.
Berikutnya meliputi ketidakseimbangan neraca perdagang Inggris-China dan permintaan Presiden Amerika Serikat Donald Trump kepada pemerintah Beijing untuk meningkatkan upaya menangani ancaman obat keras fentanyl yang dikirim ke wilayah mereka.
Menurut laporan dari Reuters, harga minyak Brent berkurang sebesar 14 sen atau 0,2% mencapai tingkat US$64,82 per barel pada pukul 00.11 GMT.
Pada saat yang sama, minyak mentah AS West Texas Intermediate (WTI) turun sebesar 13 sen atau 0,2% menjadi berada di level US$61,82 per barel.
Ke dua patokan harga minyak tersebut sempat meningkat sekitar 1,5% pada hari Senin, menandai akhir sesi dengan level tertinggi sejak tanggal 28 April. Peningkatan ini berlangsung sambil menghadapi ketidakstabilan di pasaran minyak dunia.
Pada bulan lalu, nilai minyak anjlok hingga mencapai level terendahnya dalam empat tahun akibat ketidakpastian yang disebabkan oleh perselisihan perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Investor khawatir hal ini dapat mengurangi pertumbuhan ekonomi dunia serta meningkatkan tekanan pada konsumsi energi.
Di samping itu, OPEC juga telah menentukan untuk mengaugmentasi produksi di atas perkiraan awal mereka.
