Berita  

Harga Minyak Dunia Stabil Pagi Ini, Brent Rp66,15 dan WTI Rp63,14

Harga Minyak Dunia Stabil Pagi Ini, Brent Rp66,15 dan WTI Rp63,14

.CO.ID –Harga minyak mentah global cenderung stabil dalam perdagangan Rabu (13/8/2025) setelah mengalami penurunan di sesi sebelumnya.

Laporan sektor menunjukkan bahwa persediaan minyak mentah Amerika Serikat meningkat minggu lalu, mengindikasikan bahwa masa puncak permintaan musim panas mulai berakhir.

Melansir ReutersKontrak minyak mentah Brent naik sedikit 3 sen menjadi US$66,15 per barel pada pukul 01.02 GMT, setelah mengalami penurunan sebesar 0,8% di sesi sebelumnya.

Tolong support kita ya,
Cukup klik ini aja: https://indonesiacrowd.com/support-bonus/

Sementara itu, minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) mengalami penurunan sebesar 3 sen menjadi US$63,14 per barel, setelah turun 1,2% dalam perdagangan sebelumnya.

Data American Petroleum Institute (API) yang dikeluarkan pada Selasa (12/8/2025) menunjukkan bahwa persediaan minyak mentah AS, konsumen terbesar dunia, meningkat sebesar 1,52 juta barel dalam minggu lalu. Stok bensin mengalami penurunan, sementara persediaan distilat sedikit meningkat.

Jika data resmi dari U.S. Energy Information Administration (EIA) yang dikeluarkan pada malam Rabu juga menunjukkan kenaikan stok, hal ini bisa mengindikasikan bahwa permintaan selama musim liburan musim panas telah mencapai titik tertingginya dan pabrik mulai mengurangi tingkat produksinya.

Musim permintaan ini biasanya berlangsung mulai dari libur Memorial Day di akhir Mei hingga Labor Day pada awal September.

Namun, survei Reuters memprediksi laporan EIA justru akan menunjukkan pengurangan cadangan minyak mentah sekitar 300.000 barel pada minggu sebelumnya.

Laporan yang dikeluarkan OPEC dan EIA pada Selasa (12/8) memprediksi peningkatan produksi minyak tahun ini, yang berdampak pada penurunan harga.

Meski demikian, kedua lembaga tersebut memprediksi produksi minyak Amerika Serikat, produsen minyak terbesar di dunia, akan mengalami penurunan pada tahun 2026, sementara wilayah lain justru meningkatkan penghasilan minyak dan gas.

EIA memprediksi produksi minyak mentah Amerika Serikat akan mencapai angka tertinggi sepanjang masa yaitu 13,41 juta barel per hari pada tahun 2025 karena peningkatan efisiensi sumur.

Namun, harga minyak yang lebih murah diperkirakan akan menyebabkan penurunan produksi pada tahun 2026.

Di sisi lain, laporan bulanan OPEC memprediksi permintaan minyak dunia akan meningkat sebesar 1,38 juta barel per hari pada tahun 2026, naik 100.000 barel per hari dibandingkan proyeksi sebelumnya. Prediksi untuk tahun 2025 tetap sama.

Dari sudut pandang geopolitik, Gedung Putih mengurangi harapan tercapainya kesepakatan gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina dalam waktu dekat. Hal ini bisa menyebabkan para investor meninjau kembali perkiraan mereka tentang berakhirnya konflik dan pengurangan sanksi terhadap pasokan minyak Rusia, yang sebelumnya menjadi salah satu faktor pendukung harga minyak.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin direncanakan akan bertemu di Alaska pada hari Jumat (15/8) guna membahas usaha mengakhiri konflik perang.

“Trump mengurangi harapan mengenai pertemuan dengan Presiden Putin. Namun, harapan adanya sanksi tambahan terhadap minyak mentah Rusia semakin menurun,” tulis Daniel Hynes, Senior Commodity Strategist ANZ, dalam laporan risetnya.