Harga Emas Stabil di Tengah Ketegangan Perang Dagang
Harga emas mengalami pergerakan stabil pada perdagangan Selasa (8/7) pagi. Kenaikan tarif impor yang diumumkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, terhadap Jepang dan Korea Selatan serta sejumlah negara lainnya menjadi salah satu faktor yang memengaruhi pasar logam mulia ini.
Namun, kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS berdampak pada potensi penguatan harga emas. Menurut laporan dari Reuters, harga emas spot turun sedikit sebesar 0,1% menjadi US$3.331,89 per ons troi pada pukul 00.35 GMT. Sementara itu, kontrak emas berjangka AS tetap stabil di level US$3.341,80 per ons troi.
Sehari sebelumnya, Trump secara resmi menyampaikan bahwa tarif impor yang lebih tinggi akan diberlakukan mulai 1 Agustus terhadap mitra dagang utama AS, termasuk Jepang dan Korea Selatan. Langkah ini menandai fase baru dalam perang dagang yang telah berlangsung sejak awal tahun ini.
Trump menegaskan bahwa tenggat waktu 1 Agustus untuk pemberlakuan tarif bersifat tetap. Namun, ia masih membuka peluang untuk perpanjangan jika negara-negara tersebut mengajukan proposal. Sampai tanggal 9 Juli, tarif “resiprokal” dibatasi pada level 10% guna memberi ruang negosiasi. Hingga saat ini, hanya Inggris dan Vietnam yang berhasil mencapai kesepakatan dengan AS.
Sementara itu, imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun bertahan mendekati level tertinggi dua pekan. Di sisi lain, indeks dolar AS turun tipis sebesar 0,1%. Imbal hasil obligasi yang lebih tinggi meningkatkan biaya peluang dalam memegang emas, karena logam mulia ini tidak memberikan imbal hasil langsung.
Di sisi lain, dolar yang lebih lemah membuat emas menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya. Pemerintahan Trump belum akan langsung menerapkan tarif tambahan 10% terhadap negara-negara anggota BRICS (Brazil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan). Namun, kebijakan tersebut akan diberlakukan jika negara-negara tersebut mengambil langkah yang dianggap “anti-Amerika.”
Kebijakan tarif Trump telah memicu kekhawatiran inflasi, yang turut memperumit langkah Federal Reserve dalam menurunkan suku bunga. Risalah rapat The Fed bulan Juni yang akan dirilis Rabu ini diharapkan memberikan petunjuk lebih lanjut mengenai arah kebijakan moneter ke depan.
Sebuah makalah yang diterbitkan bersama oleh The Fed San Francisco dan New York menyebut bahwa kemungkinan suku bunga acuan AS kembali mendekati nol tetap terbuka dalam beberapa tahun ke depan, meski saat ini biaya pinjaman masih relatif tinggi.
Pergerakan Harga Logam Lain
Selain emas, harga logam lain juga mengalami penurunan. Perak spot turun sebesar 0,5% menjadi US$36,74 per ons troi. Platinum melemah 1,5% menjadi US$1.370,46, sedangkan palladium turun 2,1% menjadi US$1.170,46. Pergerakan ini mencerminkan ketidakpastian di pasar logam akibat dinamika politik dan ekonomi global.