news  

Hadir dalam Rakor Terbatas, Wali Kota Bekasi Siap Terapkan Teknologi Pengolahan Sampah

Hadir dalam Rakor Terbatas, Wali Kota Bekasi Siap Terapkan Teknologi Pengolahan Sampah

Pemkot Bekasi Siap Terapkan Teknologi Pengolahan Sampah Jadi Energi Listrik

Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi menunjukkan komitmen kuat dalam menghadapi tantangan pengelolaan sampah. Salah satu inisiatif yang sedang dipersiapkan adalah penerapan teknologi pengolahan sampah menjadi energi listrik. Langkah ini diharapkan dapat menjadi solusi jangka panjang untuk mengurangi beban TPA Bantargebang yang kini dalam kondisi over load.

Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto, menyampaikan hal tersebut saat menghadiri Rapat Koordinasi Terbatas (Rakor Terbatas) yang digelar Kementerian Koordinator Bidang Pangan Republik Indonesia. Acara ini berlangsung pada Kamis (17/7/2025) di Kantor Kemenko Bidang Pangan, Jakarta. Rakor Terbatas ini dihadiri oleh 24 Wali Kota dan 4 Bupati dari berbagai daerah di Indonesia, termasuk Tri Adhianto beserta Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi, Yudianto.

Rakor Terbatas ini fokus pada pembahasan kesiapan daerah dalam membangun Pengolahan Sampah Menjadi Energi Listrik (PSEL). Program ini dianggap sebagai strategi penting dalam mengatasi permasalahan penumpukan sampah. Rapat dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, bersama Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian, serta Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Hanif Faisol Nurofiq.

Dalam arahannya, Zulkifli Hasan menekankan perlunya koordinasi antar kepala daerah terkait persiapan lahan dan pemilihan teknologi yang akan diterapkan. Proses ini harus segera dimulai agar tidak terjadi keterlambatan dalam pelaksanaan program nasional.

Tri Adhianto menjelaskan bahwa Kementerian LHK telah memberikan informasi bahwa kondisi TPA Bantargebang saat ini sudah dalam keadaan over load. Oleh karena itu, program PSEL menjadi opsi strategis dan mendesak untuk diterapkan. Ia menyatakan bahwa Pemkot Bekasi sangat siap dan akan segera merencanakan penentuan titik lokasi program PSEL ini. Tujuannya adalah agar bisa menjadi solusi terbaik dalam mengurangi dampak sampah terhadap lingkungan.

Menurut Tri Adhianto, kehadiran teknologi baru dalam pengolahan sampah ini diharapkan mampu mengubah beban sampah menjadi sumber daya energi listrik yang bermanfaat bagi masyarakat. Selain itu, Pemkot Bekasi juga telah menginisiasi langkah-langkah strategis melalui edukasi pemilahan sampah dari rumah tangga. Ini merupakan bagian dari gerakan budaya bersih dan bijak mengelola sampah.

“Pengolahan dari rumah tangga menjadi kunci utama. Jika masyarakat sudah mulai memilah, maka volume sampah yang masuk ke TPA bisa ditekan. Ini program luar biasa yang terus kami dorong,” ujar Tri Adhianto.

Beberapa langkah yang dilakukan Pemkot Bekasi mencakup sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya pemilahan sampah. Dengan adanya kesadaran masyarakat, diharapkan akan tercipta pola hidup yang lebih ramah lingkungan. Selain itu, Pemkot juga terus berupaya memperkuat sistem pengelolaan sampah secara keseluruhan, baik dari hulu hingga hilir.

Program PSEL ini tidak hanya bertujuan untuk mengurangi jumlah sampah, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi dengan menghasilkan energi listrik. Dengan demikian, sampah yang sebelumnya dianggap sebagai limbah, kini bisa menjadi sumber daya yang bernilai. Hal ini sesuai dengan prinsip pengelolaan sampah yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Seiring dengan perkembangan teknologi dan kesadaran masyarakat, Pemkot Bekasi berkomitmen untuk terus mempercepat implementasi program PSEL. Diharapkan, kebijakan ini bisa menjadi contoh bagi daerah lain dalam menghadapi tantangan pengelolaan sampah yang semakin kompleks.