,
Bandung
–
Gunung Ile Lewotolok
di Pulau Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), sempat meletus enam kali pada hari ini, yang terbaru pada pukul 18.35 WITA, Rabu sore, 2 Juli 2025. ”
Erupsi
pada pukul 17.57 WITA disertai gemuruh kuat,” kata Kepala
Badan Geologi
Muhammad Wafid tak lama seusai kejadian.
Kolom abu berwarna kelabu, kata Wafid, condong mengarah ke barat. Letusan terbaru terekam seismogram dengan amplitudo maksimum 40 milimeter (mm) dan durasi 92 detik.
Gunung api setinggi sekitar 1.423 meter di atas permukaan laut (mdpl) ini erupsi pada pukul 04.26 WITA, Rabu subuh. Letusan itu ternyata berlanjut pada pukul 09.08 WITA, 10.31 WITA, lalu pada 14.09 WITA. Tinggi abu dalam tiga letusan pertama Gunung Ile Lewotolok pada hari ini sekitar setengah kilometer, dengan durasi erupsi kurang dari semenit.
Letusan berikutnya pukul 17.57 WITA, yang menghasilkan suara gemuruh, menghasilkan kolom abu lebih tinggi, yaitu 600 meter. Amplitudo maksimumnya 16,7 milimeter dan durasi letusan sekitar 56 detik. Ada juga letusan pada pukul 18.10 WITA yang memuntahkan abu setinggi 500 meter. Pada letusan yang terjadi setengah jam berikutnya, tinggi kolom abu hanya 50 meter.
Gunung Ile Lewotolok kini berstatus Waspada atau Level II. Badan Geologi merekomendasikan warga sekitar ataupun wisatawan tidak beraktivitas dalam radius 2 kilometer dari kawah.
“Masyarakat Desa Lamatokan dan Desa Jontona diminta mewaspadai ancaman guguran ataupun longsoran lava dari bagian timur puncak kawah Gunung Ili Lewotolok,” kata Wafid.
Masyarakat Desa Jontona dan Todanara juga diminta tidak memasuki area wilayah sektoral selatan dan tenggara, yang jaraknya sejauh 2,5 kilometer dari pusat erupsi. Ada juga imbauan untuk warga Desa Amakaka di wilayah barat Gunung Ile Lewpototok agar tidak melakukan mendekati area berbahaya.
