Gubernur Jabar Dedi Mulyadi Bereaksi ke Video Viral Aura Cinta: Masalah Remaja Kini Makin Mengkhawatirkan dan Parah

Gubernur Jabar Dedi Mulyadi Bereaksi ke Video Viral Aura Cinta: Masalah Remaja Kini Makin Mengkhawatirkan dan Parah



– Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi berbicara tentang viralnya argumen antara dia dan Aura Cinta terkait larangan upacara wisuda di sekolah yang telah disebut oleh Aura Cinta dalam videonya.

Merespon hal tersebut, Dedi Mulyadi menyatakan bahwa pertemuan antara dirinya dan Aura tidak hanya untuk klarifikasi saja, tetapi juga mencerminkan kekhawatirannya tentang situasi pemuda masa kini.

“Dalam percakapan saya dengan Aura, kami mencoba mendiskusikan masa depan generasi muda kita. Menurut pandangan saya, Aura tidak lagi termasuk remaja tetapi lebih ke arah kelompok dewasa karena umurnya hampir menyentuh 20 tahun dan ia telah lulus dari sekolah menengah atas satu tahun yang lalu,” jelas Dedi Mulyadi lewat akun Instagram pribadinya pada hari Selasa (29/4).

Dedi pun menyatakan pula bahwa masalah para pemuda pada zaman kini sungguh membuat cemas.

“Masalah remaja pada zaman sekarang telah berubah menjadi masalah yang serius, hingga terkadang menakutkan,” tambahnya.

Dia memberikan contoh kejahatan yang terjadi pada pemuda dikarenakan minimnya perhatian orang tua. Misal seperti dua remaja yang nekat membunuh leluhurnya sendiri cuma karena dilarang jalan-jalan di luar rumah saat malam hari untuk bermain.
game online
.

Dua individu tanpa ampun membunuh leluhurnya karena di larang menggunakan sepeda motor setelah pukul 23:00. Biasanya, ia pergi bermain.
mobile legend
“Sampai pukul 4 pagi karena memiliki akses WiFi gratis di suatu area taman,” ujar Dedi.

Lebih lanjut, Dedi Mulyadi menggarisbawahi bahwa penyelesaian bagi permasalahan tersebut tidak cukup dengan sekadar pembicaraan. Justru, langkah-langkah konkret yang segera diimplementasikan di lapanganlah yang dibutuhkan.

“Demi mencapai hal tersebut, dibutuhkan langkah-langkah konkret daripada sekadar pembicaraan atau perdebatan belaka. Jika tidak, keluarga kami akan menyesali keputusan ini ketika anak-anak terlibat dalam aktivitas negatif,” ungkap Dedi.

Pada kesempatan tersebut, Dedi juga mengkritisi fenomena anak-anak yang sering kali melakukan pemintaan sumbangan di jalanan.

“Saya fokus agar tak ada lagi anak kecil atau remaja jalanan. Saya berkomitmen untuk terus meningkatkan hal ini secara efektif,” tandas Dedi.

Aura Cinta tiba-tiba menjadi sorotan publik setelah memposting videonya di akun TikToknya.
@iam_auracinta
Menampilkan diri di depan kerusakan rumah akibat perbuatan pemerintah. Di dalam klip itu, Aura mengungkapkan kritikan pedas tentang sejumlah keputusan Gubernur Dedi Mulyadi.


Hiburan sekali, dengar-dibilang proyek pembangunan tetapi orang biasa-lah yang menjadi korban. Rencana-rancangan skala besar selalu digulirkann, mulai dari pelarangan kendaraan roda dua hingga pendidikan tanpa upacara kelulusan, dan bahkan membangun bangunan pengendalian banjir membuat masyarakat harus meninggalkan tempat tinggal mereka. Maksudnya adalah demi kemaslahatan publik, namun mengapa sebaliknya golongan sederhana pula yang merasakan dampak negatif?
,” ucap Aura.

Videonya berhasil menarik banyak perhatian dengan lebih dari 8,4 juta tayangan dan sekitar 69 ribu komentar sampai Senin (28/4). Dia juga membahas kritik tentang pelarangan acara wisuda di sekolah. Tidak lama setelah video-nya menjadi viral, Dedi Mulyadi mengajak para warga yang terkena dampak penggusaran, seperti Aura Cinta beserta keluarganya, untuk berjumpa secara langsung.

Pada saat tersebut, Aura terus teguh mengemukakan protesnya tentang aturan pembatalan acara wisuda.

Dedi Mulyadi kemudian menyampaikan penjelasan mengenai alasan yang ia berikan. Dia menegaskan, “Orangtua tidak seharusnya dipbebani; jangan sampai dana BOS dari pemerintah digunakan oleh para pelajar untuk hal-hal yang kurang bermanfaat.” Penjelasan ini disampaikannya lewat kanal YouTube-nya bernama ‘Kang Dedi Mulyadi Channel’.

“Sekarang pemerintahan telah menunjukkan perhatian pada bidang pendidikan dengan melarang guru melakukan pemungutan uang, seharusnya para siswa justru mengkritisi sekolah yang masih membolehkan praktik tersebut,” katanya.

Meskipun demikian, Aura masih menyampaikan permohonannya supaya acara perpisahan sekolah dapat dilaksanakan, namun dengan anggaran sekecil mungkin. “Saya minta maaf Pak, bukan berarti saya tidak setuju dengan keputusan Bapak, tolong jangan hapus Pak, karena tidak semua orang akan meresponsnya dengan baik,” tuturnya.

Debat tersebut secara resmi diakhiri oleh Dedi Mulyadi yang menunjukkan penghargaannya. Dia berkata, “Saya ucapkan terima kasih telah memberikan kritik. Saya sengaja mengundang para pembicara. Seperti biasa, sebagai pemuda, sikap kritis adalah hal baik asalkan tetap bersifat obyektif,” jelas Gubernur Jawa Barat tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com