Laporan Jurnalis Tribun Batam Endra Kaputa
, TANJUNGPINANG
– Gubernur Kepulauan Riau (Kepri), Ansar Ahmad mengharapkan bantuan dalam hal pengawasan guna mencegah terjadinya pelaksanaan kejahatan berskala internasional.
Ini dikatakan oleh Gubernur Ansar saat merespons penemuan kasus perdagangan ilegal obat terlarang dalam skala besar di Kepulauan Riau beberapa waktu yang lalu.
Permintaan pengawasan pun sudah dikirimkan secara langsung kepada Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo ketika berkunjung ke Kepulauan Riau beberapa hari yang lalu.
Gubernur Ansar menyatakan bahwa menjadikannya wilayah Kepri sebagai rute perdagangan gelap adalah sesuatu yang tak dapat dibantah.
Bukti nyata hal tersebut muncul setelah beberapa kasus penting terkuak baru-baru ini.
“Narkoba dan juga komoditas lain seperti sumber daya alam,” demikian katanya pada Senin (26/05/2025).
Dengan demikian kami mengharapkan bantuan pengawasannya. Salah satunya dari Kejaksaan RI lewat Kajati.
“Saya sebelumnya sudah minta dukungan dari Kapolri ketika mengunjungi Batam,” tambah Gubernur Ansar.
Terkait dengan kejahatan berskala internasional, gubernur Ansar menyatakan bahwa posisi geografis Kepri sungguh sangat penting karena menjadi rute perdagangan dan sering dipakai sebagai sarana untuk distribusi benda-benda yang dilarang.
“Kepulauan Riau sering dipakai sebagai rute untuk kegiatan perdagangan gelap, khususnya penyelundupan obat-obatan terlarang dan barang-barang terproteksi lainnya,” jelas Gubernur Ansar.
Berdasar hal ini, Gubernur Ansar mengharapkan dukungan untuk meningkatkan ketahanan pengawasan di Kepri.
“Karena jalan kami sering dipakai sebagai rute bagi kejahatan berskala internasional,” ungkap Gubernur kembali.
Baru-baru ini kami mengunjungi Lapas dan mendapat informasi bahwa mayoritas narapidana di sini, antara 70 hingga 80 persen, berhubungan dengan kasus narkoba. Tentu saja hal itu sungguh memprihatinkan,” ujarnya.
(
/endrakaputra
)
