Gempa Bekasi dan Penjelasan BMKG Mengenai Sumbernya
Pada hari Senin, 14 Juli 2025 pukul 18.39.02 WIB, sebuah gempa darat dengan kekuatan M 2,6 mengguncang wilayah Kelurahan Sukamukti, Bojongmangu, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Gempa ini tercatat oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dengan kedalaman 5 kilometer di bawah permukaan tanah. Meski kekuatannya relatif kecil, gempa ini menarik perhatian masyarakat, khususnya karena beberapa warganet mengaitkannya dengan Sesar Baribis.
Apakah Gempa Bekasi Dipicu oleh Sesar Baribis?
Banyak netizen yang memperkirakan bahwa gempa tersebut disebabkan oleh aktivitas Sesar Baribis. Namun, Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, memberikan penjelasan berbeda. Menurutnya, gempa Bekasi bukanlah akibat dari Sesar Baribis, melainkan diduga kuat dipicu oleh West Java back-arc thrust.
West Java back-arc thrust adalah sesar naik yang terletak di bagian utara Pulau Jawa. Struktur geologis ini muncul sebagai akibat dari kompleksitas tektonik yang terjadi di wilayah tersebut. Daryono menjelaskan bahwa kondisi ini terbentuk akibat interaksi antara lempeng Indo-Australia dan lempeng Eurasia. Lempeng Indo-Australia menunjam ke bawah lempeng Eurasia di selatan Pulau Jawa, menciptakan tekanan yang merambat hingga ke bagian utara.
Proses Tektonik yang Membentuk West Java Back-Arc Thrust
Dari sudut pandang tektonik, Pulau Jawa berada di zona pertemuan dua lempeng besar. Tekanan yang terjadi dari interaksi ini tidak hanya terasa di sekitar daerah selatan, tetapi juga menjalar ke utara. Hal ini menyebabkan gaya kompresi yang berdampak pada kerak Bumi, sehingga bisa memicu deformasi dan pembentukan struktur geologis baru.
West Java back-arc thrust merupakan salah satu bentuk respons alami dari tekanan tersebut. Daryono menjelaskan bahwa mekanisme ini terjadi ketika tekanan dari arah selatan mengangkat blok-blok batuan melalui proses sesar naik. Sebagian besar sesar di wilayah utara Jawa terbentuk dari struktur geologi yang sudah ada sejak jaman pra-tersier. Karena adanya tekanan tektonik, struktur ini bisa aktif kembali dan berubah menjadi sesar naik.
Reaktivasi Struktur Geologi Tua
Proses reaktivasi struktur geologi tua ini sering kali berkaitan dengan munculnya zona pelipatan dan pengangkatan, atau dikenal sebagai fold-and-thrust belt. Zona ini umumnya terbentuk di wilayah utara Jawa akibat interaksi lempeng Indo-Australia dan Eurasia. Selain itu, kondisi geologi cekungan juga berperan dalam membentuk struktur tektonik seperti sesar naik.
Daryono menegaskan bahwa West Java back-arc thrust terbentuk karena gaya kompresi regional yang berasal dari interaksi lempeng-lempeng tersebut. Proses ini melibatkan berbagai faktor, termasuk reaktivasi struktur geologi lama dan kondisi geologi yang mendukung pembentukan sesar naik. Dengan demikian, gempa yang terjadi di Bekasi bukanlah akibat dari Sesar Baribis, melainkan hasil dari dinamika tektonik yang terjadi di wilayah utara Pulau Jawa.