PR NTT –
Jonatan Nubatonis, Ketua Partai Gerakan Mandiri (Gema) Bangsa NTT, mengungkapkan dukungan totalnya untuk agenda 100 hari kerja dari Gubernur dan Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), yaitu Melki Laka Lena serta Johny Asadoma.
Dia mengatakan bahwa tujuan utama Gema Bangsa untuk lima tahun mendatang adalah meningkatkan status NTT dalam peringkat kemiskinan nasional, meraih posisi keempat dari yang sebelumnya berada di urutan ketiga terbawah.
“Bila dalam lima tahun mendatang Nusa Tenggara Timur sukses melaju dari status sebagai provinsi paling miskin menuju kelompok 4, ini akan menjadi pencapaian luarbiasa yang pantas untuk dipuji,” tandas Jonathan Nubatonis ketika dimintai konfirmasi pada hari Sabtu, tanggal 31 Mei 2025.
Menurut Nubatonis, angka kekurangan pendapatan hingga batas kemiskinan yang tetap tinggi di NTT sebesar 19,02% pada September 2024 versi BPS adalah tantangan besar yang memerlukan lebih dari sekadar penanganan melalui program-program seremonial.
Dia mengatakan bahwa program unggulan seperti memperkuat posyandu, Satu Desa Satu Produk, serta meningkatkan Pendapatan Asli Daerah merupakan tindakan awal yang sangat penting.
“Kami sepenuhnya mensupport keputusan Gubernur Melki dan Wagub Johnny. Selain itu, kita juga menginginkan untuk turut serta memberikan saran, termasuk metode-metode teknikal dan realistis yang dapat segera mempengaruhi kalangan bawah,” jelas Nubatonis.
Pimpinan Gerakan Membangun Bangsa tersebut pun membenarkan adanya jadwal pertemuan tertutupnya bersama Gubernur serta Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur mendatang. Tujuannya adalah untuk merumuskan secara detail taktik pengentasan kemiskinan yang dapat diukur dan lestari.
“Kita akan teliti masalah kemiskinan ini dengan terstruktur. Saya percaya bahwa dengan bakat yang dimiliki oleh Gubernur dan Wakil Gubernur sekarang, aspirasi mulia itu tidak hanya menjadi angan-angan, tetapi sangat realistis untuk diraih,” katanya penuh harapan.
Menurut Nubatonis, Gema Bangsa bersedia menjadi mitra kritis dan konstruktif secara bersamaan. Dia menginginkan seluruh komponen, termasuk partai politik, figur publik, pakar akademis, serta pengusaha, untuk bekerja sama menciptakan Nusa Tenggara Timur agar tak lagi terkenal karena masalah kemiskinan struktural. ***