Gala Pustaka Nusantara Kumpulkan Literasi dan Dokumentasi Budaya Digital

Gala Pustaka Nusantara Kumpulkan Literasi dan Dokumentasi Budaya Digital





,


Bandung


– Pusat Studi Sunda di Bandung merancang platform informasi digital yang mencakup
literasi
Dan dokumentasi budaya Nusantara. Melalui
Gala Pustaka Nusantara
Dengan platform Gapura.org, lebih dari satu juta lamanya berisi teks, buku, majalah, surat kabar, jurnal, hasil riset, serta dokumen asli.

“Kami ingin menciptakan
big data
Kebudayaan Nusantara yang dapat dijangkau dengan mudah hanya dalam hitungan detik dan sepenuhnya tanpa biaya,” jelas Rahmat Taufiq Hidayat, pemilik Gapuru.org, saat ditemui.
Tempo
setelah peluncurannya dilaksanakan di Perpustakaan Ajip Rosidi yang berada di Bandung pada hari Senin, tanggal 28 April 2025.

Kecepatan Pengaksesan Gerbang yang Dirancang oleh Gala Pustaka Nusantara

Menurut dia, cepatnya memberikan hasil pencarian merupakan kelebihan website tersebut untuk kalangan publik serta terutama bagi para akademisi. Setelah mencoba beberapa kali melakukan pencarian, hal itu pun ternyata benar.
Tempo
melalui komputer, misalnya dengan mengetikkan nama WS Rendra, angklung, sinden, carok, wayang kulit, dan tari saman, semuanya akan muncul dalam waktu hitungan puluh milidetik.

Para pengguna dapat menjangkau datanya menggunakan ponsel pintar atau komputer. Sesuai dengan keterangan Rahmat, merancang laman tersebut membutuhkan durasi sekitar dua tahun dan dikerjakan oleh sebuah regu terdiri dari 20 individu. Gapura ini adalah perluasan bagi Pusat Studi
Sunda
Setelah memperkenalkan situs Sunda Digi yang berfokus pada budaya serta bahasa Sunda, “Jumlah pengunjung saat ini telah mencapai 106 juta,” katanya.

Koleksi data Gala Pustaka Nusantara berawal diakhir abad ke-19 dan masuk dalam wilayah publik (public domain), tempat karya-karya kreatif serta hasil pemikiran tak lagi dibelenggu oleh undang-undang hak cipta maupun bentuk perlindungan kepemilikan intelektual lainnya. Beberapa sumber tambahan datang dari para penerbit buku dan penulis yang memberi izin bagi pekerjaannya dipublikasi.

Berkolaborasi dengan Malaysia, Brunei Darussalam, dan Belanda

Pihak manajemen juga bakal bekerja sama dengan Malaysia serta Brunei Darussalam selain bersinergi dengan KITLV (Koninklijk Instituut untuk Taal –, Land – dan Volkenkunde), sebuah institusi penelitian dari Leiden, Belanda yang sudah didirikan pada tahun 1851. Menurut Rahmat, dalam seminggu sebelum launching, jumlah pengguna situs web gapura.org telah meraih angka 25 ribu orang. Usaha tambahan yang mereka lakukan yakni pembangunan ensiklopedian buku tentang sastra Indonesia dan pula Sastra Sunda. “Tujuan kita adalah melestarikan begitu banyak benda-benda budaya,” ungkapnya.

Saat itu, Menteri Kebudayaan Fadli Zon, yang turut serta dalam peresmian gapuru.org, menyampaikan bahwa pihaknya memberikan dukungan terhadap inisiatif tersebut karena dapat berperan sebagai titik-titik kebudayaan guna memacu pertumbuhan dan kemajuan.
kebudayaan
.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com