news  

Fokus pada Penyakit Jokowi, Rocky Gerung Bahas Dari Psikosomatik Hingga Politik Main-main

Fokus pada Penyakit Jokowi, Rocky Gerung Bahas Dari Psikosomatik Hingga Politik Main-main



Pengamat politik Rocky Gerung menyoroti perubahan fisik dan penyakit yang diduga diidap oleh Mantan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).

Sebagai informasi, kondisi dan penampilan Jokowi tengah menuai perhatian publik.

Dalam sejumlah dokumentasi yang beredar, wajah Jokowi terkesan lebih gelap dan terlihat ada sejumlah bercak berwarna putih.

Ayah Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka itu pun sudah menjelaskan sakitnya.

Ia mengaku, mengalami alergi sepulang dari melayat Paus Fransiskus di Vatikan pada akhir April 2025 lalu.

“Kan sudah disampaikan, alergi biasa. Alergi biasa, waktu ke Vatikan kemarin,” kata Jokowi.

Ia juga mengatakan alergi itu tidak mempengaruhi kondisi kesehatannya.

“Gak ada masalah. Alergi. alergi biasa,” katanya, Sabtu (14/6/2025).

Kemudian, kondisi kesehatan Jokowi kembali disorot saat dirinya mengklarifikasi soal kapal TB JKW Mahakam dan Dewi Iriana di tengah polemik tambang nikel di Raja Ampat, Papua.

Dalam video, tampak ada beberapa seperti bercak putih di bagian pipi dekat matanya.

Walau demikian, Jokowi tidak membicarakan tentang kondisi tersebut.


Rocky Gerung Singgung Psikosomatik dan Mainan Politik

Mengenai kondisi kesehatan Jokowi, Rocky Gerung menduga itu bukan alergi, melainkan kondisi kejiwaan yang disebut psikosomatik.

Hal ini disampaikan Rocky Gerung saat menjadi tamu dalam acara Walk The Talk yang diunggah di kanal YouTube DeddySitorusOfficial, Kamis (19/6/2025).

“Saya kira bukan alergi ya, ada semacam itu psikosomatik. Jadi, kalau alergi itu kan kimia tuh. Ini psikosomatik, artinya gangguan kejiwaan itu tidak mampu untuk diatasi oleh tubuh,” papar Rocky Gerung.

Menurut Rocky, Jokowi mengalami ketagihan kamera tetapi polemik mengenai dirinya tak berhenti, sehingga efek negatifnya mempengaruhi kondisi tubuhnya.

“Nah, kita mulai lihat bagaimana, misalnya, ketagihan Pak Jokowi terhadap kamera itu akhirnya mencandu terus-menerus tu. Pada saat dia mencandu, yang terjadi justru adalah efek negatifnya kan. [Kecanduan yang] dia mesti layani, mesti seolah-olah ‘ya silakan.’ Pada saat yang sama, anaknya dipersekusikan oleh

politician

kan. Jadi itu yang terjadi,” jelasnya.

Rocky Gerung juga menduga, ada ketegangan psikologi yang dialami Jokowi dan sudah tidak bisa lagi diatasi dengan obat-obatan kimia.

“Jadi, sebetulnya ketegangan psikologi itu kalau tubuhnya tidak kuat, sistem

stressor-

nya, mesti diatasi secara kimia. Misalnya, minum xanax atau obat penenang. Nah, kelihatannya sudah pernah dipakai, dan itu sudah kebal, karena Pak Jokowi itu ada ketegangan psikologi luar biasa,” jelasnya.

Akademisi kelahiran Manado, Sulawesi Utara 20 Januari 1959 ini menambahkan, ketegangan psikologis Jokowi bertumpuk lantaran banyaknya persepsi negatif dari publik.

“Setelah dia turun itu tidak berhenti dugaan-dugaan negatif terhadap perilaku beliau selama pemerintah. Dan itu menyakitkan, karena mungkin Pak Jokowi melihat Ibu Mega setelah lengser ngurusin PDIP, Pak Prabowo sebelum jadi presiden ngurusin partai, Pak SBY secara lengser melukis, ngurusin partai,” papar Rocky.

Rocky Gerung menilai, Jokowi juga resah karena tidak memiliki

mainan

politik, meski ada keterkaitan antara nama Jokowi dengan Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

Menurut Rocky , PSI yang identik sebagai partai anak muda jelas tidak sesuai untuk Jokowi.

“PSI adalah partai anak muda tapi pemimpinnya nanti adalah orang tua. Kan itu juga sudah dia dengar itu aja, sudah enggak bisa. tetapi dia mesti punya mainan politik,” kata Rocky.

“Jadi karena enggak punya mainan politik dia kasak-kusuk ke mana-mana. Karena kasak-kusuk itu kan satu waktu orang ya capek juga, kasak-kusuk dalam usia segitu tuh,” tandasnya.



(/Rizki A.)

WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com