.CO.ID – JAKARTA. Integrasi antara sistem bisnis lama (legacy) dengan penggunaan teknologi modern dianggap sebagai strategi krusial untuk meningkatkan daya saing pelaku usaha pada masa digital.
Model ini memungkinkan perusahaan tidak hanya mempertahankan efisiensi operasional, tetapi juga membuka kesempatan untuk inovasi dan sumber penghasilan yang baru.
Berdasarkan pendapat Yosua Sugialam, Co-Founder & CEO Paper.id, manfaat terbesar akan dirasakan oleh sektor-sektor yang memiliki volume transaksi tinggi dan rantai pasok yang rumit.
Tolong support kita ya,
Cukup klik ini aja: https://indonesiacrowd.com/support-bonus/
“Integrasi inventory dan pembayaran real-timemempercepat peredaran modal di FMCG dan ritel,” ujarnya kepada , Senin (11/8).
Ia menjelaskan bahwa sistem pembayaran digital di sektor F&B membantu mengelola arus kas harian serta mempermudah pengembangan cabang. Dihealth & beauty, digitalisasi billing mempercepat aliran kas dan menjamin kepatuhan.
Sementara di travel & hospitality, otomatisasi invoicing perlintasan negara mengurangi biaya transfer dan mempercepat penyelesaian.
Yosia menekankan bahwa penggunaan teknologi di sektor-sektor tersebut tidak hanya berfokus pada efisiensi. Ia melihat peluang baru untuk menghasilkan pendapatan yang dapat langsung berdampak pada perkembangan ekonomi.
Potensi tersebut meliputi pengoptimalan modal kerja melaluicorporate card, ekspansi ke berbagai negara dengan solusi pembayarandigital cross-border,hingga pemanfaatan data transaksi untuk memperoleh pembiayaan yang lebih bersaing.
“Perubahan dalam pembayaran bukan hanya tentang efisiensi, tetapi juga menjadi pintu masuk ke sumber pendapatan yang sebelumnya tidak pernah terpikirkan,” katanya.
Berdasarkan data dari Bank Indonesia, angka transaksi pembayaran digital di segmen B2B meningkat lebih dari 20% setiap tahun, dengan pertumbuhan yang mencolok di kalangan UMKM menengah.
Selain itu, penggunaan kartu perusahaan untuk kebutuhan operasional semakin meningkat, khususnya pada bisnis yang memiliki mobilitas tim tinggi, seperti FMCG, distribusi, dan penyelenggaraan acara.
Tren lainnya adalah perpindahan ke modelembedded finance, di mana pelaku usaha menginginkan solusi keuangan yang terhubung langsung dengan proses kerja (workflow) tanpa perlu beralih ke platform lain.
“Tujuan kami adalah menjadi jembatan antara sistem lama yang sudah teruji dengan teknologi pembayaran dan pendanaan terkini, sehingga perusahaan dapat berkembang lebih cepat, efisien, dan aman,” ujar Yosia.
Ia menganggap pendekatan ini dapat membantu pelaku bisnis memanfaatkan aset yang sudah ada sekaligus mempercepat proses peralihan menuju digital.
Pada tingkat industri, integrasi ini dianggap mampu memperluas pangsa pasar serta memperkuat ketahanan perusahaan.
Dengan data transaksi yang telah di digitalisasi, pelaku bisnis mampu memprediksi risiko, mengambil keputusan yang lebih akurat berdasarkan analisis, serta mencapai pasar baru, termasuk ekspor.
Penerapan sistem pembayaran yang canggih juga memberikan kesempatan untuk menawarkan produk atau layanan berbasis langganan (subscription) yang sebelumnya sulit dilakukan menggunakan metode tradisional.