news  

FBI: Hacker Bisa Tiru Suara Keluarga dengan AI

FBI: Hacker Bisa Tiru Suara Keluarga dengan AI

Ancaman Penipuan Berbasis AI yang Mengancam Keamanan Siber

Perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) telah membawa perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk di dunia siber. Namun, di balik manfaatnya, AI juga digunakan oleh para pelaku kejahatan untuk melakukan penipuan yang semakin canggih dan sulit dideteksi. FBI kini memberikan peringatan bahwa hacker menggunakan AI untuk meniru suara anggota keluarga atau bahkan pejabat pemerintahan, sehingga menimbulkan ancaman serius terhadap keamanan data dan privasi.

Suara Dicurangi dengan Teknologi AI

Dalam beberapa minggu terakhir, dua tokoh penting di pemerintahan Amerika Serikat, yaitu Menteri Luar Negeri Marco Rubio dan kepala staf Gedung Putih, dikabarkan memiliki suara yang ditiru oleh pelaku penipuan. Kepala Eksekutif SocialProof Security, Rachel Tobac, mengungkapkan bahwa sekarang sangat mudah untuk membuat klon suara seseorang hanya dengan durasi suara kurang dari 15 detik. Hal ini jauh berbeda dengan enam bulan lalu, di mana diperlukan sampel suara yang jernih selama satu hingga dua menit tanpa gangguan suara latar.

Modus Penipuan yang Semakin Canggih

Modus penipuan berbasis AI ini tidak hanya mengancam individu biasa, tetapi juga para pejabat tinggi. Contohnya adalah kasus yang dialami Menteri Luar Negeri Marco Rubio. Dalam beberapa hari setelah menjabat, dia menerima panggilan dari menteri luar negeri negara lain yang bertanya apakah dia baru saja mengirim pesan teks. Peristiwa ini menunjukkan bagaimana teknologi AI dapat digunakan untuk memperdaya orang-orang yang seharusnya bisa diandalkan.

Pelaku penipuan dalam kasus ini membuat akun di platform Signal dengan nama ‘[email protected]’. Mereka meninggalkan pesan suara untuk setidaknya dua orang yang menjadi target, serta mengirim pesan teks yang mengundang korban untuk berkomunikasi melalui aplikasi tersebut. Hal ini menunjukkan betapa kompleksnya modus penipuan yang dilakukan saat ini.

Kekhawatiran dari Para Ahli Siber

Kepala Teknologi McAfee, Steve Grobman, menyampaikan bahwa yang paling mengkhawatirkan dari klona suara berbasis AI adalah kemampuannya untuk menipu profesional terlatih. Menurutnya, ketika suara yang familiar mengajukan permintaan mendesak, bahkan orang yang berpengalaman pun bisa tertipu. Oleh karena itu, Grobman menyarankan perlunya alat yang lebih cerdas untuk membantu orang membedakan antara informasi nyata dan palsu.

Peringatan dari FBI

FBI telah memberi peringatan pada Mei bahwa pelaku penipuan tak dikenal menyamar sebagai pejabat senior Amerika untuk menargetkan kontak mereka di pemerintahan. Tujuan utamanya adalah untuk membangun hubungan baik dengan target agar dapat mengakses akun online dan membobolnya. Upaya penipuan ini masif terjadi sejak April, dengan bentuk-bentuk seperti pesan teks maupun suara.

FBI menegaskan bahwa jika seseorang menerima pesan yang mengaku berasal dari pejabat senior AS, jangan langsung berasumsi bahwa pesan itu asli. Akses ke akun pribadi atau resmi yang dioperasikan oleh pejabat AS dapat digunakan untuk menargetkan pejabat pemerintah lainnya, atau rekan dan kontak mereka. Informasi kontak yang diperoleh melalui skema rekayasa sosial juga bisa digunakan untuk menyamar sebagai kontak guna mendapatkan informasi atau dana.

Tips untuk Menghindari Penipuan

Untuk menghindari aksi kejahatan ini, FBI memberikan beberapa tips yang harus diperhatikan:

  • Verifikasi identitas individu dengan meneliti nomor, organisasi, atau nama orang yang mengaku mengirim pesan.
  • Pastikan pemilik asli nomor telepon dan verifikasi identitas secara independen, misalnya dengan menanyakan hal-hal yang hanya diketahui oleh orang yang mungkin ditiru suaranya.
  • Perhatikan nada dan pilihan kata dalam pesan suara untuk membedakan antara panggilan telepon atau pesan suara yang sah dari kontak yang dikenal dan klona suara yang dihasilkan AI.

FBI juga menegaskan bahwa konten yang dihasilkan AI telah berkembang pesat hingga seringkali sulit diidentifikasi. Oleh karena itu, masyarakat perlu tetap waspada dan tidak lagi mengandalkan insting sendiri untuk mengenali kecurigaan.