Farhan Ingin Hapus Sistem Trayek untuk Tingkatkan Daya Saing Angkot Bandung

Farhan Ingin Hapus Sistem Trayek untuk Tingkatkan Daya Saing Angkot Bandung

Menghapus Sistem Trayek Angkot untuk Mengurangi Kemacetan di Bandung

Kota Bandung, yang sering menduduki peringkat sebagai kota dengan kemacetan terparah di Indonesia, kini tengah mengambil langkah strategis untuk mengatasi masalah tersebut. Salah satu inisiatif yang diusulkan oleh Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, adalah menghapus sistem trayek pada angkutan umum. Langkah ini dianggap sebagai solusi untuk meningkatkan daya saing angkutan umum terhadap transportasi berbasis online.

Sistem trayek saat ini masih digunakan dalam regulasi angkutan umum seperti angkot. Namun, menurut Farhan, sistem ini menjadi penghambat bagi angkot untuk bersaing dengan layanan transportasi online. Hal ini menyebabkan masyarakat lebih memilih menggunakan ojek online (ojol) atau kendaraan pribadi, dibandingkan angkot yang dianggap kurang efisien dan tidak fleksibel.

Farhan menjelaskan bahwa jika seseorang ingin pergi ke suatu tempat menggunakan angkot, biasanya akan merasa tidak ramai dan lebih nyaman menggunakan ojol. Oleh karena itu, ia menilai bahwa angkot harus berhenti menggunakan sistem trayek dan beralih ke model yang lebih fleksibel, seperti carter.

“Jika Anda pergi ke satu tempat pakai trayek, pasti tidak ramai. Maka angkot harus berhenti memakai trayek dan beralih ke ojol,” ujar Farhan dalam sebuah wawancara.

Untuk mewujudkan perubahan ini, Farhan berencana mengubah regulasi trayek yang selama ini menjadi aturan lama. Ia menegaskan bahwa angkot harus diberikan kebebasan untuk beroperasi secara lebih fleksibel. Dalam hal ini, regulasi harus diubah agar angkot bisa bersaing dengan layanan transportasi online.

Salah satu langkah yang akan dilakukan adalah dengan memperkenalkan sistem teknologi Internet of Things (IoT). Sistem ini melibatkan penggunaan sensor, perangkat komunikasi, dan platform berbasis cloud untuk mengumpulkan, mengirimkan, dan menganalisis data secara real-time. Dengan demikian, angkot dapat terhubung dengan sistem digital yang lebih modern.

“Kami akan mulai dari atas, memperbaiki transportasi terlebih dahulu, mengganti trayek dengan IoT, dan membuatnya bisa bersaing dengan ojol serta kendaraan berbasis carter,” jelas Farhan.

Selain itu, ia juga menyampaikan rencana pembangunan konstruksi Bus Rapid Transit (BRT) yang diharapkan dapat memberikan solusi jangka panjang. Meski begitu, Farhan mengakui bahwa pembangunan BRT ini bisa berdampak pada kemacetan Bandung dalam dua tahun ke depan.

Dengan langkah-langkah ini, Farhan berharap dapat menciptakan sistem transportasi yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Selain itu, ia juga berupaya memperbaiki pengaturan lalu lintas di kota Bandung agar lebih terorganisir dan dapat mengurangi beban kemacetan yang selama ini menjadi isu utama.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com