Presiden AS Donald Trump merilis perjanjian baru yang terjalin antara Amerika Serikat dan Uni Emirat Arab senilai lebih dari USD 200 miliar. Perjanjian ini mencakup komitmen sebesar USD 14,5 miliar atau kira-kira sama dengan Rp 239 triliun (dengan kurs dolar di angka Rp 16.488) oleh Boeing (BA.N), GE Aerospace (GE.N), serta Etihad Airways.
Menurut laporan dari Reuters, Etihad sudah membenarkan pada hari Jumat (16/5) bahwa mereka telah melakukan pemesanan untuk 28 unit pesawat Boeing bertubuh lebar yang dilengkapi dengan mesin GE.
“Perjanjian itu menggambarkan strategi berkelanjutan perusahaan penerbangan dalam menyesuaikan armada mereka sesuai dengan permintaan jaringan dan operasi yang semakin bertambah,” demikian dilansir Reuters pada hari Sabtu (17/5).
Maskapai udara berbasis di Abu Dhabi tersebut menyebutkan bahwa pesawat itu direncanakan akan masuk ke dalam armadanya pada tahun 2028.
Rumah Putih sebelumnya menyebut bahwa Boeing serta GE sudah mendapatkan janji investasi senilai $14,5 miliar dari Etihad untuk pembelian 28 unit pesawat Boeing 787 dan 777X dengan mesin buatan GE. Namun, baik GE maupun Boeing enggan berkomentar terkait hal tersebut.
Dengan penambahan pesawat 777X generasi selanjutnya ke armada mereka, investasi itu menguatkan kerjasama bisnis penerbangan komersial yang sudah ada antara UEA dan AS, mendukung produksi di Amerika serta meningkatkan ekspor, ujar Gedung Putih.
Etihad Punya 100 pesawat.
CEO Etihad Antonioaldo Neves menyebutkan bahwa perusahaan berencana menambah antara 20 sampai 22 pesawat baru di tahun ini. Hal itu seiring dengan target mereka untuk mengerahkan lebih dari 170 pesawat pada tahun 2030 serta mendukung strategi keragaman perekonomian Abu Dhabi.
10 pesawat baru tahun ini adalah Airbus A321LR, yang diluncurkan maskapai tersebut pada hari Senin lalu (12/5) dan akan mulai beroperasi pada bulan Agustus. Sisanya termasuk enam Airbus A350 dan empat Boeing 787.
Berikutnya, Boeing mengamankan perjanjian terbesarnya untuk pesawat badan lebar setelah maskapai nasional Qatar Airways menjamin pembelian selama kunjungan Presiden Trump ke Timur Tengah sebanyak 160 pesawat jet penumpang, dengan tambahan opsi untuk memesan hingga 50 unit lagi yang bernilai total USD 96 miliar.
