,
Bandung
–
Badan Geologi menaikkan status Gunung Ile Lewotolok, atau biasa ditulis juga
Ili Lewotolok,
dari Waspada atau Level II menjadi Siaga atau Level III pada Rabu, 2 Juli 2025, pukul 19 WIB atau 20 waktu setempat. Gunung api yang berlokasi
di Pulau Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), tersebut menunjukkan peningkatan aktivitas erupsi sejak 27 Juni lalu.
Kepala
Badan Geologi
Muhammad Wafid menerangkan,
peningkatan aktivitas erupsi ditandai dengan kolom abu vulkanik yang semakin tinggi, mencapai 1.200 meter dari puncak, di setiap letusannya. Selain itu, adanya bahan lontaran pijar ke segala arah dengan jarak terjauh mencapai 1.500 meter ke arah utara dan timur-timur laut.
“Lontaran material pijar ini mengakibatkan kebakaran vegetasi di sekitar lereng utara dan timur laut Gunung Ili Lewotolok,” kata Wafid pada Rabu malam. Dia juga menambahkan, “Erupsi disertai suara gemuruh dan dentuman.”
Data kegempaan Gunung Ili Lewotolok periode 16 Juni hingga 2 Juli 2025 mengungkap antara lain 2.482 kali gempa erupsi. Selain itu ada empat kali gempa guguran, 3.088 kali gempa embusan, 11 kali gempa harmonik, 16 kali gempa nonharmonik, tiga kali gempa vulkanik hybrid, delapan kali gempa vulkanik dangkal, dan dua kali gempa vulkanik dalam.
Berdasarkan pengamatan visual, gunung api yang memiliki ketinggian 1.423 meter di atas permukaan laut (mdpl) tersebut masih terlihat jelas dan hanya sesekali saja tertutup kabut. “Tinggi kolom erupsi yang teramati berkisar 100–1.200 meter dari puncak, berwarna putih, kelabu, hingga hitam,” katanya.
Warga sekitar ataupun wisatawan diimbau untuk tidak beraktivitas pada jarak radius tiga kilometer dari pusat aktivitas Gunung Ili Lewotolok. Masyarakat sekitar juga diminta waspada terhadap potensi ancaman bahaya guguran atau longsoran lava dan awan panas di sektor selatan dan tenggara, barat, juga timur laut Gunung Ile Lewotolok.
“Jangan panik jika mendengar suara getaran atau dentuman dari kawah Gunung Ili Lewotolok, karena suara tersebut merupakan ciri aktivitas
gunung api yang sedang dalam fase erupsi,” ujar dia.
Menurut Wafid, Suara dentuman keras dapat
menimbulkan getaran kuat pada beberapa bagian bangunan terutama jendela kaca
dan pintu.
Gunung Ile Lewotolok atau Ili Lewotolok menjadi gunung api kedua di Indonesia saat ini yang berstatus Siaga setelah Gunung Merapi di perbatasan Yogyakarta dan Jawa Tengah. Adapun satu gunung api yang kini berstatus Awas adalah Lewotobi Laki-laki yang juga berlokasi di NTT.