, JAKARTA — PT Era Prima Indonesia (EPI), perusahaan anak dari PT Erajaya Swasembada Tbk. (ERAA), secara resmi menjual bisnis jaringan apotek Wellings.
Kepala Divisi Hukum dan Sekretaris Perusahaan ERAA Amelia Allen menyampaikan bahwa EPI memiliki 56.382 saham (49,9%) di PT Era Caring Indonesia (ECI) serta 24.047 saham (99,99%) di PT Era Farma Indonesia (EFI). Sementara itu, ECI dan EFI mengelola jaringan ritel obat-obatan dan layanan kesehatan dengan nama apotek Wellings.
Ia menjelaskan bahwa EPI telah mentransfer seluruh kepemilikan saham ECI dengan total nilai sebesar Rp20,28 miliar kepada Indoventures dan sebesar Rp2,02 juta kepada Suwini Bingei. Sebelumnya, Indoventures sudah memiliki 56.614 saham ECI atau 50,1% dari total kepemilikan.
EPI memindahkan seluruh kepemilikan saham EFI senilai Rp5,29 miliar kepada PT Nusantara Sehat Lestari. Budiarto Halim, CEO Erajaya, yang memiliki 1 lembar saham EFI juga mengalihkan sahamnya kepada Suwini Bingei.
Dengan demikian, Indoventures memiliki 99,99% saham ECI dan Nusantara Sehat menjadi pemegang mayoritas saham EFI.
“Transaksi ini menjadi langkah signifikan dalam memaksimalkan portofolio strategis perusahaan, sejalan dengan visi perusahaan untuk selalu fokus pada bisnis inti, yaitu teknologi ritel, distribusi, dan gaya hidup,” ujar Amelia.
Menurutnya, pengaturan portofolio ini juga menunjukkan evaluasi menyeluruh yang terus-menerus dilakukan oleh ERAA terhadap seluruh unit bisnis, guna mencapai nilai pemegang saham maksimal dan efisiensi operasional yang tinggi.
Amelia juga menjelaskan keputusan ERAAuntuk mengatur kembali portofolio melalui rangkaian transaksi ini adalah tindakan strategis yang didorong oleh evaluasi terus-menerus perusahaan dalam upaya memaksimalkan nilai pemegang saham dan efisiensi operasional.
“Langkah ini memungkinkan ERAA untuk lebih fokus mengalokasikan sumber daya pada sektor-sektor yang memiliki potensi pertumbuhan jangka panjang dan kontribusi strategis yang lebih besar,” katanya.
Dari segi keuangan dan kelangsungan bisnis, pengelolaan portofolio ini menunjukkan kedewasaan perusahaan dalam mengatur ekspansi serta mempertahankan keuntungan.
Ia juga menyampaikan bahwa ERAA menunjukkan disiplin strategis dalam mengenali momentum bisnis dan berani menyalurkan sumber daya ke sektor yang memberikan nilai tambah lebih besar dalam jangka panjang.
Menurutnya, secara keseluruhan, rangkaian transaksi ini menunjukkan ketepatan waktu dan keberanian manajemen dalam mengambil keputusan strategis.
“Dampaknya terhadap operasional adalah meningkatnya perhatian dan efisiensi, sedangkan dari segi keuangan, tindakan ini membantu memaksimalkan penggunaan sumber daya dan pengendalian risiko,” katanya.
Untuk menjaga kelangsungan bisnis, keputusan ini memperkuat visi strategis Erajaya dalam menciptakan portofolio yang terintegrasi dan memiliki nilai tambah tinggi, memastikan pertumbuhan jangka panjang dalam ekosistem gaya hidup berbasis teknologi yang terus dikembangkan oleh ERAA.
Berdasarkan laporan keuangan, ERAA mencatatkan laba bersih sebesar Rp203,25 miliar pada kuartal I/2025, turun 20,37% dibanding tahun sebelumnya,year on year/yoy) dibandingkan laba bersih pada kuartal pertama tahun 2024 sebesar Rp203,25 miliar.
Penurunan laba bersih ERAA sejalan dengan penurunan pendapatan bersih sebesar 4,6% year-on-year pada kuartal I/2025 menjadi Rp15,88 triliun, dibandingkan dengan kuartal I/2024 yang mencapai Rp16,64 triliun.
Pendapatan penjualan ERAA di kuartal I/2025 terbesar berasal dari sektor telepon seluler dan tablet dengan nilai Rp29,17 triliun. Selanjutnya, pendapatan dari produk operator mencapai Rp513,99 miliar.
Penjualan dari segmen usaha komputer dan peralatan elektronik lainnya di ERAA mencapai Rp1,13 triliun pada kuartal I/2025. Penjualan dari segmen usaha aksesoris dan lainnya sebesar Rp3,72 triliun. Setelah dikurangi penghapusan sejumlah Rp18,65 triliun.