– Malam Sabtu (23/8) di Ciputra Artpreneur menjadi saksi terjadinya sebuah momen penting dalam sejarah musik Indonesia. Musisi legendaris Dwiki Dharmawan mengadakan konser dengan tema“The Musical Journey of”, merayakan 40 tahun perjalanan karier sebagai musisi, komposer, serta pencipta lagu.
Bukan hanya sekadar pesta, konser ini hadir sebagai karya besar yang multidimensi—menggabungkan kenangan, inovasi, dan kerja sama antar generasi.
Karier Dwiki di dunia musik dimulai pada awal tahun 1980. Ia pernah menjadi anggota Elfa Secioria pada tahun 1982, kemudian mendirikan band ikonik Krakatau pada tahun 1984. Sejak saat itu, Dwiki dikenal sebagai musisi yang mampu menguasai berbagai genre, seperti jazz, etnik, pop urban, klasik, hingga musik tradisional.
Tolong support kita ya,
Cukup klik ini aja: https://indonesiacrowd.com/support-bonus/
Pada malam itu, ribuan penonton disajikan 31 lagu dalam 17 nomor karya, yang dipersembahkan oleh World Peace Orchestra yang terdiri dari 45 musisi di bawah arahan Gerry Pratomo (Unpar Bandung).
Panggung semakin meriah berkat kolaborasi para bintang, mulai dari Ruth Sahanaya, Krisdayanti, Once Mekel, Sandhy Sondoro, Ita Purnamasari, Andien, hingga Dira Sugandi. Semangat baru hadir dari bakat muda seperti Putri Ariani, Dirly, Shanna Shannon, Awdella, dan Jinan Laetitia.
Beberapa momen spesial tercipta, misalnya melalui pengaturan musik instrumental yang baru dari lagu ikonik.“Gemilang”, duet lintas generasi “Dengan Menyebut Nama Allah”bersama Andien (2017) dan Jinan Laetitia (2025), serta“Deru Debu”yang disajikan untuk istri dan anaknya.
Tak ketinggalan, “The Spirit of Peace”—pemenang AMI Award 2024 untuk Karya Produksi Instrumental Terbaik—menyebar dengan makna yang dalam. Pertunjukan reuni Krakatau Band mengantarkan penonton pada arus kenangan.
Menurut Untung Pranoto, CEO Prestige Promotions, konser ini disusun bukan hanya sebagai hiburan. Pencahayaan, proyeksi visual, serta pengaturan orkestra bersatu menciptakan pengalaman emosional yang mendalam, menghubungkan berbagai kalangan generasi.
Di balik keindahannya, konser ini juga menegaskan peran Dwiki sebagai utusan budaya Indonesia. Meskipun pernah berkeinginan menjadi diplomat, kini ia memilih musik sebagai jalannya dalam diplomasi budaya.
Melalui World Peace Orchestra dan kerja sama global, Dwiki menyampaikan pesan persatuan dan perdamaian antar bangsa.
Semangat penonton pada malam itu menjadi bukti bahwa musik mampu menghubungkan berbagai generasi, budaya, bahkan negara. Empat puluh tahun berkarya, Dwiki Dharmawan tidak hanya merayakan perjalanan hidupnya sendiri, tetapi juga meninggikan nama musik Indonesia di dunia internasional.***