news  

Emas Spot Turun Senin (14/7) Usai Pecahkan Rekor Tiga Pekan

Emas Spot Turun Senin (14/7) Usai Pecahkan Rekor Tiga Pekan

Pergerakan Harga Emas dan Logam Mulia di Pasar Global

Harga emas mengalami sedikit penurunan pada perdagangan Senin (15/7), setelah sebelumnya mencapai level tertinggi dalam tiga pekan. Pergerakan ini terjadi karena fokus para pelaku pasar beralih ke perkembangan negosiasi dagang serta data ekonomi Amerika Serikat (AS). Di sisi lain, harga perak justru mengalami kenaikan signifikan, mencapai level tertinggi sejak September 2011.

Melansir laporan dari Reuters, harga emas spot turun tipis sebesar 0,1% menjadi US$ 3.350,97 per ons troi pada pukul 13.44 waktu setempat (17.44 GMT). Pada awal sesi, harga emas sempat menyentuh level tertinggi sejak 23 Juni 2025. Sementara itu, kontrak berjangka emas AS juga ditutup melemah sebesar 0,1% di level US$ 3.359,10 per ons troi.

Penguatan dolar AS menjadi salah satu faktor yang memengaruhi harga emas. Dolar yang lebih kuat membuat emas, yang dihargai dalam mata uang dolar, menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya. Bart Melek, Kepala Strategi Komoditas di TD Securities, menyatakan bahwa setelah kenaikan harga yang cukup tajam, pasar saat ini menunjukkan aksi ambil untung. Namun, secara keseluruhan, permintaan terhadap emas tetap solid.

Fokus pada Negosiasi Dagang dan Data Ekonomi

Negosiasi dagang antara Uni Eropa dan Korea Selatan dengan Presiden AS Donald Trump menjadi perhatian utama pasar. Sebelumnya, Trump mengumumkan rencana untuk menerapkan tarif 30% terhadap sebagian besar impor dari UE dan Meksiko mulai bulan depan. Ancaman serupa juga dilontarkan kepada negara-negara lain seperti Jepang dan Korea Selatan.

Pelaku pasar kini menanti rilis data Consumer Price Index (CPI) AS yang akan dirilis pada Selasa dan Producer Price Index (PPI) pada Rabu. Data ini akan memberikan gambaran arah kebijakan suku bunga bank sentral AS, The Fed. Melek menambahkan bahwa komentar Presiden AS yang terus mendorong suku bunga rendah menjadi faktor pendukung bagi harga emas dalam jangka menengah.

Emas semakin menarik dalam kondisi suku bunga rendah karena tidak menawarkan imbal hasil. Hal ini menjadikannya sebagai aset yang menarik bagi investor yang mencari perlindungan terhadap inflasi dan ketidakstabilan pasar.

Perak yang Tampil Mengesankan

Sementara itu, harga perak stagnan di level US$ 38,36 per ons troi, meskipun sempat menyentuh level tertinggi sejak September 2011 di awal sesi. Nitesh Shah, Ahli Strategi Komoditas dari WisdomTree, menyatakan bahwa fundamental perak cukup kuat. Pasokan defisit dan permintaan dari sektor solar (panel surya) masih sangat tinggi.

Kinerja perak mulai mengejar emas, dengan rasio harga emas terhadap perak kini mendekati angka 86. Ini menunjukkan bahwa perak semakin diminati oleh para investor, terutama dalam situasi pasar yang tidak pasti.

Pergerakan Logam Mulia Lainnya

Di sisi lain, logam mulia lainnya mengalami penurunan. Platinum turun sebesar 1,5% ke level US$ 1.378,86, sedangkan Palladium merosot 1,9% ke US$ 1.192,56. Keduanya sempat mencapai level tertinggi dalam lebih dari delapan bulan sebelum mengalami penurunan.

Pergerakan harga logam mulia ini mencerminkan dinamika pasar yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk perubahan suku bunga, kebijakan pemerintah, dan fluktuasi nilai tukar mata uang. Investor terus memantau perkembangan tersebut untuk menentukan strategi investasi yang tepat.